Kami ingin sampaikan cerita singkat tentang Pak Arsan dan Ibu Dasini. Mereka adalah sepasang suami istri yang sedang berjuang mengobati kanker ke Rumah Sakit Umum di Jakarta Pusat.
Semenjak awal 2015, Pak Arsan terkena kanker Basayloma di wajah bagian kanan. karena penyakit itu, dia harus kehilangan hidung, mata dan pipi sebelah kanan. Bahkan gigi bagian kanannya juga sengaja dicabut agar mempermudah pengobatan.
Alhamdulilah, setelah menjalani operasi tahap 1, pipinya bisa ditambal dari daging dan kulit pahanya. sedangkan untuk hidungnya yang hilang hanya diberi selang agar mudah bernafas.
Pasca operasi pertama, Pak Arsan diminta menjalani sinar, agar virus kankernya bisa mati. Namun 2 minggu semenjak operasi, Ibu Dasini tak kunjung membawa Pak Arsan ke Rumah Sakit untuk sinar, alasannya karena kehabisan biaya untuk transportasi dan bekal selama di Rumah sakit.
Biaya sewa mobil dari Babelan-Bekasi ke Jakarta pusat mencapai Rp. 200.000,- itupun angkot yang disewa,karena mobil pribadi pasti lebih mahal lagi. Naik angkutan umum sudah tidak memungkinkan dengan kondisi -mohon maaf (menyeramkan)-, pasti banyak penumpang lain yang terganggu disamping tidak bagus juga untuk Pak Arsan.
Sebelum jatuh sakit, ekonomi keluarga Pak Arsan memang cukup lumayan. sehari-hari Dia berjualan sayur dipasar Cililitan – Jakarta. Pekerjaannya itu harus ia tinggalkan semenjak harus rutin ke Rumah Sakit. Ibu Dasini sendiri yang awalnya jualan nasi uduk di ruamhnya juga harus berhenti karena harus selalu mendampingi suaminya itu.
Wal hasil, tak ada lagi pemasukan untuk keluarga ini. pinjam ke tetangga juga sudah tidak mungkin, karena hutang yang lalu saja belum dibayar. saat itu Ibu Dasini hanya bisa pasrah menunggu pertolongan Allah swt.
Ternyata, karena proses sinar itu tak kunjung dijalani, akhirnya hasil operasi itu mulai membusuk. Pak Arsan sering menggeram menahan rasa gatal yang luar biasa di bekas operasinya tersebut. sebelum operasi, pipinya memang sering terasa gatal efek dari kanker tersebut.
Melihat kondisi suami seperti itu, Dasini semakin panik, tak tahu harus meminta pertolongan kemana lagi. meminta obat ke Rumah Sakit juga bukan solusi, karena memang harus disinar. sementara uang untuk membawa sewa angkot memang sudah tidak ada. untuk makan saja, ya seadanya. Dapat makan sekali saja alhamdulillah.
Rupanya kesulitan keluarga Pak Arsan dimanfaatkan oleh oknum Agama tertentu. Ibu Dasini dan keluarga yang statusnya kontraktor (sering mengontrak rumah) bulan itu tidak ditagih oleh pemilik rumah yang merupakan oknum tersebut. Bahkan digratiskan selamanya asal diurus saja.
Rupanya Kebaikan sang pemilik kontrakan itu bersyarat, keluarga Ibu Dasini diminta ikut beribadah bersama oknum agama lain tersebut. Alhamdulilah Ibu Dasini bisa menolaknya walaupun terasa tidak enak hati karena kebaikannya. Rupanya si oknum itu tidak putus asa mengajak Keluarga Ibu Dasini, karena sering menolak ajakan oknum Agama yang juga pemilik rumah kontrakan itu, akhirnya mereka diusir. Ibu Dasini hanya diberi waktu 1 minggu.
1 Bulan sebelum diusir, Ibu Dasini sempat beberapa kali konsultasi ke dokter yang menangani suaminya. namun sang dokter tetap menegaskan bahwa Pak Arsan harus disinar. Rupanya, saat Ibu Dasini mondar-mandir kebingungan di Rumah sakit, ada seorang petugas Jaminan kesehatan menghampirnya.
Ibu Dasinipun tak malu menceritakan kondisi suaminya itu.
Petugas yang baik hati itu menunjukan sebuah nomor telpon, “Ibu silahkan hubungi nomor Pak Ali Badan Wakaf AlQuran atau Ibu Datang langsung ke kantornya.”
Tanpa Banyak fikir, Ibu Dasini langsung meluncur ke kantor Badan Wakaf Al Quran. disitulah kami bertemu dengan Beliau dan mendengarkan ceritanya. Tak kuasa rasanya menahan air mata, tapi kami harus terlihat tegar agar bisa memberikan kenyamanan kepada siapapun yang datang.
Alhamdulilah, dengan bantuan sedekah yang kami berikan, Ibu Dasini bisa membawa Pak Arsan ke Rumah Sakit untuk menjalani Sinar. Kami bersama Tim segera menggalang dana untuk keperluan Pak Arsan kedepannya. uang dari kaum Muslim kala itu cukup untuk menyelesaikan 32 kali sinar di Rumah Sakit. Namun ternyata pengobatan Pak Arsan memang masih panjang.
Sejak sakit awal tahun 2015, sudah 4 kali Ibu Dasini ditawari bantuan oleh seseorang dengan syarat mau mengikuti agama orang itu. Bahkan oknum Agama tersebut cenderung memaksa karena tahu kondisi Pak Arsan dan keluarganya. Ibu Dasini juga serba salah. tidak diterima butuh,,jika diterima harus melepas Iman. Alhamdulilah Ibu Dasini maupun Pak Arsan masih teguh memegang Agama Islam.
Terlebih semenjak dibantu Badan Wakaf Alquran, Ibu Dasini semakin mantap menolak bantuan itu. “Mohon maaf kami tidak bisa menerima bantuan Bapak dan Ibu, karena kami sudah dibantu Badan Wakaf AlQuran.
Kami sangat terharu mendengar jawaban Ibu Dasini saat ditawari bantuan oleh oknum agama tersebut. Tak menyangka, SEDEKAH dari kaum Muslim melalui Badan Wakaf Alquran bisa menguatkan keimanan mereka, disamping meringankan beban keluarganya.
Alhamduliah operasi tahap 2 pembentukan hidung sudah selesai, namun perlu disinar kembali untuk memastikan agar virusnya benar-benar telah hilang. tentu memerlukan biaya yang tidak sedikit.
Sekali lagi kami mengajak seluruh kaum Muslimin untuk sedekah membantu keluarga Pak Arsan, semoga SEDEKAH anda semakin menguatkan Iman mereka dan membantu kesulitannya.
“Sesungguhnya Allah akan selalu menolong seorang hamba selama dia gemar menolong saudaranya.” (HR. Muslim)
Salurkan sedekah kesehatan Anda untuk Pak Arsan melalui Badan Wakaf Al Quran.