Rio Prabowo, pekerja pertambangan Kamikawa Gawi Sabumi
Terinspirasi Ucapan Leader Pendaki Gunung
Rio Prabowo dan teman-temannya sudah sangat kelelahan hingga akhirnya memutuskan untuk tidak meneruskan pendakian ke puncak Gunung Semeru. “Kita sudah putus asa karena kondisi sudah tidak memungkinkan,” kenang lulusan Ekonomi Akuntansi Umum Universitas Muhammadiyah Malang (2003) mengingat kejadian semasa kuliah dulu.
Lelaki kelahiran Malang, 15 Desember 1979 dan kawan-kawan pendaki gunung pun langsung tersentak bagaikan mendapat tenaga baru begitu mendengar leader (pemimpin) kelompok pendaki gunung angkat bicara. “Kalau kita tidak berani ke puncak, maka kita selamanya akan tetap di jurang,” ujar Rio meniru ucapan leader.
Kontan saja mereka pun dengan penuh semangat kembali meneruskan pendakian hingga akhirnya sampai juga di puncak gunung yang tingginya sekitar 3.676 meter di atas permukaan laut (dpl). Tentu saja peristiwa tersebut menjadi kenangan tak terlupakan bagi Rio.
Dalam kehidupan sehari-hari lelaki yang bekerja di pertambangan Kamikawa Gawi Sabumi sejak 2012 selalu mengingat akan ucapan leader tersebut. “Kita kalau menginginkan sesuatu kalau tidak kita coba, kita hanya bisa bermimpi, dan tidak bisa mewujudkan impian itu,” ujarnya memaknai pernyataan kawannya yang memimpin dalam pendakian gunung yang tertinggi di Pulau Jawa tersebut.
“Mungkin itu kisah inspiratif dalam hidup saya yang selalu saya ingat sampai sekarang, bahkan saya tulis di buku skripsi saya sebagai penyemangat bagi saya,” ujar warga Jalan Kalimasada IX/18 Malang, Jawa Timur.
Pada suatu hari di tahun 2013, tebersit di hati Rio —yang sedang istirahat di sela-sela kerja kerasnya di pertambangan di Kalimantan— untuk berwakaf Al-Qur’an.
“Saya sangat tertarik dengan wakaf Al-Qur’an karena saya ingin Al-Qur’an itu sebagai pedoman hidup kaum Muslimin. Banyak saudara kita yang tidak bisa baca Al-Qur’an karena tidak mempunyai Al-Qur’an, Banyak guru ngaji ingin mengajar Al-Qur’an tetapi masih kurangnya Al-Qur’an, Sehingga itu yang mendorong saya untuk berwakaf Al-Qur’an,” ujarnya.
Namun masalahnya, Rio sedang bekerja di pertambangan yang jauh dari kota atau pun penjual Al-Qur’an. Melihat kenyataan tersebut, hampir saja ia mengurungkan niat baiknya itu. Lalu lelaki yang juga sebagai karyawan di Maxima Citra Nusantara (sejak 2011) teringat ucapan leader yang menginsirasinya saat nyaris putus asa mendaki puncak gunung.
“Kalau kita tidak mencoba untuk berbuat baik kepada sesama selagi kita bisa melakukan, kapan lagi kita berbuat baik. Jangan sampai kita terjebak dengan rutinitas yang selama ini kita kerjakan. Kita coba sisihkan rizki yang kita punya untuk membantu sesama kapan pun dan di mana pun,” begitu Rio menerjemahkan.
Maka bermodalkan koneksi internet, ia pun iseng-iseng browsing dan matanya pun terhenti di situs www.wakafquran.org, situs resmi Badan Wakaf Al-Qur’an (BWA). Tak ditunda-tunda lagi, sejak itu Rio kerap menunaikan ibadah sunnah wakaf melalui BWA.[]