Lautan sampah seluas 108 hektar di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang, Bekasi, telah menjadi ladang uang bagi sekitar 15 ribu jiwa yang tinggal disana. Laki-laki, perempuan, bapak-bapak, ibu-ibu, bahkan juga anak-anak, semuanya bersama-sama bergulat dengan kotor dan baunya timbunan sampah.
Enam ribu ton sampah yang datang dari Jakarta, ditambah dengan sampah dari Kabupaten dan Kota Bekasi yang mencapai 2500 ton setiap harinya.
Meski TPA Bantar Gebang telah menjadi tempat ribuan jiwa mengais rejeki, namun timbunan sampah itu juga ternyata menjadikan warga disekitarnya kesulitan mendapatkan air bersih. Air dari timbunan sampah merembes ke dalam tanah dan mencemari air sumur warga.
Menurut Ibu Sari, mitra lapang BWA di TPA Bantar Gebang, meski sudah diolah dengan metode sanitary landfill, timbunan sampah disana tetap saja masih memungkinkan adanya perembesan air sampah yang mencemari sumur- sumur warga.
“Dengan kedalaman sumur yang hanya sekitar 14-25 meter saja, sumur penduduk pasti masih akan tercemar oleh air sampah tersebut,” ungkapnya.
Akibatnya, air sumur warga terasa tidak enak lagi untuk dikonsumsi dan terkadang berbau. Meski sudah dimasak, air yang mereka minum tetap saja kotor. Jika digunakan untuk mencuci perabotan dapur, maka permukaan benda tersebut akan berminyak dan terasa lengket.
Sulitnya mendapatkan air bersih berdampak pada perilaku warganya, terutama anak-anak. Karena kurangnya akses air bersih, Ibu Sari menambahkan, banyak anak didiknya di Kelompok Belajar Al Falah yang jarang melakukan aktivitas mandi. “Maaf, jika membuang hajat pun, mereka jarang melakukan pembersihan diri secara maksimkal, padahal itu terkait dengan ibadah mereka,” ujar pimpinan Yayasan Ummu Amanah yang menaungi Kelompok Belajar Al Falah ini.
Bahkan, masih kata Ibu Sari, dirinya pernah kehilangan murid-muridnya karena persoalan air bersih ini.
Karena air permukaan tanah di TPA Bantar Gebang sudah tercemar, maka solusi untuk memperoleh air bersih adalah dengan dibuat sumur dalam. Melalui program Water Action for People, BWA akan membantu membuat sumur di kawasan TPA Bantar Gebang berikut sarana MCK-nya.
Oleh karena itu, Ibu Sari menyambut baik adanya program BWA ini. Dengan adanya program ini, Insya Allah akan semakin memantapkan untuk membuat anak-anak di TPA Bantar Gebang semakin bersih, memiliki sarana MCK, serta memiliki ketersediaan air yang layak konsumsi untuk warganya.
“Insya Allah program ini akan bisa membantu saudara kita di TPA Bantar Gebang,itikad baik dari BWA patut kita dukung,” ujarnya.[bwa]