Ternyata memakan waktu dua bulan bagi kapal dakwah nelayan untuk sampai bisa naik ke dok kering di Karangantu, Banten. Padahal, kapal telah tiba di pelabuhan dari dok Tanjung Burung pada 12 November 2012. Namun, kapal yang panjangnya mencapai 22 meter ini tidak bisa langsung naik ke dok kering, karena kapasitas kebanyakan dok di sana hanya diperuntukkan untuk kapal nelayan yang ukuran kapalnya rata-rata lebih kecil dari kapal dakwah nelayan.
Kecuali satu dok yang dimiliki oleh Budi dan Santi, dua bersaudara yang telah berpengalaman dalam bisnis dok. Di dok ini ternyata telah antri empat kapal lainnya untuk diperbaiki. Setelah proses negosiasi, akhirnya kapal dakwah nelayan dijadwalkan akan naik dok pada akhir desember 2012 atau awal Januari 2013.
Akhirnya, pada 14 Januari 2013, Badan Wakaf Al-Quran (BWA) mendapat kabar dari pemiliki dok bahwa pada 15 Januari 2013 pagi kapal dakwah nelayan sudah bisa naik dok.
Senin (15/1) pukul 9 pagi dilakukan persiapan menarik kapal ke atas dok , satu jam kemudian kapal sudah berada di bibir dok dan telah distabilkan dengan ikatan tali dan rantai. Proses menarik kapal hingga naik ke atas memakan waktu sekitar tiga jam. Tambang baja yang digunakan untuk menarik kapal sempat dua kali putus. Namun, alhamdulillah, dengan pertolongan Allah SWT, akhirnya kapal berhasil dinaikkan dengan selamat.
Proses selanjutnya adalah pengeringan agar kayu lambung kapal yang akan dilaminasi dengan fiber benar-benar kering dari air laut. Di musim hujan seperti ini proses pengeringan memakan waktu lebih lama dan kapal harus ditutupi oleh tenda terpal. Bila tidak ada halangan, maka hari Sabtu (19/1) tim renovasi akan berkumpul di Karangantu dan memulai pekerjaan mereka. “Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tahap akhir ini diperkirakan mencapai 20 hari,” tutur pak Tijar, pelaksana renovasi kapal bagian fibering kepada tim BWA.
Sekilas tentang Kapal Dakwah Nelayan
Kapal Dakwah Nelayan adalah program wakaf untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan di Kabupaten Flores Timur dan beberapa kabupaten yang berdekatan dengannya sekaligus sebagai sarana melakukan dakwah. Sebagaimana lazimnya penduduk pesisir di Indonesia, sebagian besar nelayan tersebut adalah muslim dan dengan tingkat kesejahteraan yang rendah.
Sebagaimana sudah umum diketahui, potensi produksi ikan di sekitar laut Flores sangatlah tinggi. Namum, perlengkapan nelayan yang kurang memadai menyebabkan mereka sulit memperoleh hasil tangkapan yang maksimal. Salah satu kendala adalah Jarak yang harus ditempuh untuk menjual hasil tangkapan ke pasar yang memakan waktu hingga enam jam. Selain itu, tidak besarnya kemampuan pasar lokal dalam menyerap hasil tangkapan juga menjadi kendala.
Sebenarnya ada pasar yang cukup besar yang mampu menyerap hasil tangkapan nelayan, yakni pasar untuk ekspor, dimana perusahaan dari Jepang, Taiwan dan Korea sudah membangun tempat pengolahan hasil laut di sana. Sayangnya, tidak semua jenis ikan yang diterima di pasar ekspor ini, tetapi hanya ikan Tuna dan Cakalang, sehingga ikan jenis lain harus dilempar ke pasar lokal yang amat terbatas daya serapnya.
Belum lagi kondisi ikan yang menurun karena waktu tempuh yang panjang dari penangkapan di tengah laut sampai ketempat penampungan para eksportir ini, seringkali membuat nelayan menerima harga yang rendah karena kondisi ikan yang sudah tidak segar lagi.
Kapal dakwah nelayan dimaksudkan sebagai kapal penampung hasil tangkapan nelayan di tengah laut dan menjaga kesegarannya, karena dalam kapal disediakan alat pendingin di bagian palka. Dengan demikian, hasil tangkapan nelayan dapat dipertahankan kesegarannya, sehingga harga jual ikan Tuna dan Cakalang untuk pasar ekspor tetap tinggi.
Keuntungan lainnya, ikan selain Tuna dan Cakalang dapat dijual ke pasar yang lebih besar di Surabaya bahkan Jakarta. Pedagang besar ikan di Surabaya sudah menyatakan kesediaannya untuk menampung ikan segar tersebut, berapa pun jumlah hasil tangkapannya.
Dengan keberadaan kapal dakwah nelayan ini, kesejahteraan nelayan binaan di daerah sekitar kabupaten Flores Timur dapat ditingkatkan. Sementara itu, dakwah Islam pun juga akan semakin mudah dan mendapat dukungan masyarakat, karena wakaf apal dakwah nelayan telah memberikan solusi bagi hasil tangkapan mereka.
Alhamdulillah, hingga saat ini, dana wakaf untuk pengadaan kapal dakwah nelayan yang terkumpul baru mencapai 49 persen dari total dana yang dibutuhkan, sehingga masih butuh 51 persen lagi. Mari berwakaf, semoga wakaf Anda bisa memberi manfaat kepada para nelayan di Flores Timur dan Anda pun mendapat banyak pahala karenanya, Aamiin.[]