Malam itu udara seakan menusuk tulang, ditambah lagi rintik sisa hujan semakin mempertajam dinginnya hujaman angin. Namun warga Kasepuhan Adat Banten Kidul tetap berduyun-duyun menuju pekarangan rumah Ki Mahdi, tokoh masyarakat setempat.
Mereka begitu antusias mengikuti tabligh akbar yang disampaikan oleh Ust Hari Moekti. Dalam tabligh yang bertema ‘Menggapai Cahaya Iman’, Kang Hari menyitir ayat Al-Qur’an yang menjelaskan bahwa manusia bisa lebih hina dari hewan ternak bila menuruti hawa nafsu.
Seperti kambing yang mendengar suara adzan, hatinya tidak tergerak untuk menunaikan shalat. Kambing cuek saja cuma mengembik ketika mendengar adzan. “Mbeeek… mbeeek… mbeeek…” ujar dai mantan artis itu menirukan suara kambing yang kontan disambut gelak tawa hadirin.
Warga pun kompak berteriak “Tidaak…!” ketika Kang Hari menanyakan apakah warga desa mau disamakan dengan kambing. “Embung disaruakeun jeung embe tapi naha atuh cicing wae, lain geura solat? (tidak mau disamakan dengan kambing tapi mengapa diam saja, tidak segera shalat)?” seru ust. Hari Moekti dengan gaya yang khas sehingga warga kembali tertawa.
Serius Berdakwah
Sebelum acara dimulai, tadinya warga menyambut dingin ketika diumumkan bahwa pada malam Ahad, 4 Desember 2010 akan diadakan acara tabligh akbar Ust Hari Moekti. Mereka bukannya tidak kenal atau tidak mau mendengarkan tausiyah dariprogram owner Water Action for People itu.
Keengganan mereka mengikuti acara puncak dari program Al Qur’an Road Trip yang diselenggarakan sejak 1 Desember itu lantaran di desa tersebut kerap kali terjadi persiapan tabligh dan ceramah umum, tetapi sebanyak itu pula pembicara selalu berhalangan hadir dan akhirnya diganti bahkan ada yang dibatalkan dengan alasan yang sama: beratnya medan.
Keraguan warga semakin menjadi ketika mendung berbuah hujan yang baru berhenti beberapa saat sebelum Hari Moekti datang. Hari Moekti sendiri mengaku tidak mudah menuju lokasi yang dimaksud.
Ia dijemput Tim Al Qur’an Road Trip di Pelabuhan Ratu pukul 10.00 WIB. Namun baru sampai lokasi pukul 20.40 WIB. Artinya, ia menghabiskan waktu hampir 11 jam ke lokasi yang berjarak sekitar 40 km dari Pelabuhan Ratu itu.
Karena jalan yang terjal ditambah cuara buruklah yang menyebabkan perjalanan menjadi alot, namun tak setitik pun terbersit dalam hati untuk membatalkannya. Keseriusan ust. Hari Moekti dalam berdakwah, menjadikan ia sebagai dai nasional pertama yang sampai ke Cipta Gelar. Allahu Akbar![]