Eka Rizki Indriyani, Owner Sheba: Pelopor Jas Hujan Muslimah Syar’i
Bila mengenakan Sheba, Muslimah kini tidak perlu khawatir pakaiannya basah karena hujan ketika beraktivitas di luar rumah. Karena Sheba merupakan jas hujan yang berbentuk jilbab (pakaian yang menyerupai lorong, dari bagian atas hingga bawah tidak terpotong) yang dirancang untuk menjaga Muslimah tetap tampil syar’i (sesuai hukum Islam).
“Muslimah berhijab syar’i tidak mungkin menggunakan jas hujan setelah celana, ataupun memakai jas hujan ponco yang berbahaya,” ungkap owner Sheba Eka Rizki Indriyani, SEI.
Ide dibuatnya jas hujan islami ini muncul tak lepas dari perjalanan hidup pendirinya yang memutuskan untuk hijrah dari kehidupan jahiliah. “Masa lalu sebagai dancer dan artis figuran kala itu membuat kehidupan saya begitu jauh dari syariah,” ungkap sarjana ekonomi Islam lulusan STEI Hamfara Yogyakarta.
Barulah tahun 2009, Allah SWT memberikan jalan untuk memilih jalan Islam yang kaffah. Kedua orangtuanya memasukannya ke sebuah kampus berpesantren yang mengajarkan pendidikan Islami berbasis syakhshiyah islamiyah (pola pikir dan pola sikap Islam).
“Dari sinilah kehidupan saya berubah 180 derajat. Ini pengalaman hidup yang paling berkesan,” beber ibu dua anak kelahiran Jakarta, 21 Oktober 1991. Sejak saat itu pula dirinya selalu berhijab syar’i.
Pada 2011, saat kuliah semester 5 dirinya menikah. Bersama suami yang baru lulus setahun dari kampus yang sama memulai usaha jas hujan Muslimah. Karena tak ada modal, jas hujan dibuat setelah konsumen membayar dimuka. Animo pembeli tinggi. Namun baru beberapa kali pakai, jas hujan rusak. Usaha pun bangkrut dan rugi jutaan rupiah karena konsumen meminta uangnya kembali.
Setelah setahun vakum, pada 2013, Eka dan suami memulai kembali, dengan mendapat solusi berupa bahan impor dari Korea dengan kualitas bagus. Akhirnya jas hujan dengan merek Sheba diproduksi massal.
Hingga kini brand Sheba didukung oleh 8 tim, sekitar 25 penjahit dan telah tersebar di lebih dari 55 agen di lebih dari 50 kota di Indonesia hingga menjangkau Kairo, Italia, Jepang, Singapura, Prancis, Mekkah dan Mesir.
Sheba berasal dari logat Barat dalam menyebut negeri Saba’ yang dikisahkan dalam Al-Qur’an. “Nama ini kami pilih karena inspirasi dari Ratu Balqis yang begitu mendapat seruan dari Nabi Sulaiman as, kemudian orang nomor satu di negeri Saba’ tersebut langsung taat, tanpa tapi, tanpa tapi,” ungkapnya. seperti dirinya pada 2009 dan Muslimah lainnya yang langsung taat ketika didakwahi.
Makanya ketika menerima email program wakaf dari Badan Wakaf Al-Qur’an (BWA) pada September 2017, warga Pondok Makmur Blok B27 No.31, Kutabaru, Pasar Kemis, Tangerang pun bersegera untuk menjalankan ibadah sunah wakaf. Salah satu alasannya adalah “program yang ditawarkan benar-benar memberikan solusi yang nyata untuk umat.”[]