Dengan penuh keramahan, pimpinan Pondok Pesantren Ad Dalhariyah Nyai Hj Nur Hannah, sambut kedatangan Tim BWA, Jum’at (18/3) siang di Ponpes Ad Dalhariyah, Dukuh Watucongol, Desa Gunung Pring, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Kedatangan Tim BWA bersama Ust Hari Moekti itu dalam rangka melaksanakan Program Al-Qur’an Road Trip, mendis-tribusikan sekitar 5.150 Al-Qur’an wakaf yang berlangsung pada 17-20 Maret 2011 ke berbagai pesantren, masjid, dan panti asuhan di sekitar lereng Gunung Merapi.
Sedangkan ponpes yang memiliki sekitar 500 santri putri ini menerima sekitar 500 Al-Qur’an wakaf. “Sering-seringlah datang ke pesantren sehingga bisa sambung silaturahim,” ujar Nyai Hannah saat melepas rombongan untuk meneruskan pendistribusian Al-Qur’an ke tempat lain.
Didirikan oleh gerilyawan pasukan Diponegoro, ponpes yang umurnya sudah ratusan tahun ini merupakan pesantren tertua di Muntilan. Didirikan pada masa perang Diponegoro oleh kakek buyut Nyai Hannah yakni Kyai Abdurrauf bin Raden Bagus Kemuning Hasan Tuqo.
Abdurrauf adalah salah seorang gerilyawan andalan Pangeran Diponegoro. Dalam perangnya, pasukan Diponegoro sempat mempertahankan wilayah Magelang dari penjajahan. Karena Magelang bagi pandangan militer Belanda nilainya amat strategis untuk penguasaan teritori lintas Kedu. Maka dari itu, Pangeran Diponegoro membutuhkan sosok yang dapat membantu perjuangannya melawan Belanda sekaligus dapat menguatkan ruhul jihad di masyarakat.
Menilik dari kelebihan yang dimilikinya serta beratnya perjuangan waktu itu maka diputuskanlah agar Abdurrauf diserahi tugas untuk mempertahankan serta menjaga wilayah Muntilan dan sekitarnya. Untuk ini Abdurrauf kemudian tinggal di Dukuh Tempur, Desa Gunung Pring, Kecamatan Muntilan.
Di sana, ia membangun sebuah pesantren sehingga masyhurlah namanya menjadi Kyai Abdurrauf. Kemudian, semasa pimpinan Abdurrahman, kakek Nyai Hannah, ponpes tersebut dipindah ke Dukuh Santren, Gunung Pring.
Abdurrahaman memiliki anak yang bernama Dalhar Nahrawi (1870-1959), ayah Nyai Hannah. Semasa Dalhar beranjak dewasa, ponpes dipindah ke Watucongol. Setelah Abdurrahman berpulang, kepemimpinan pesantren beralih ke Dalhar.
Sepeninggal Kyai Dalhar, pesantren pun dipimpin oleh Nyai Hamimmah Zainab, ibunya Nyai Hannah. Untuk mengenang jasa Dalhar yang besar untuk kemajuan ponpes, maka ponpes tersebut diberi nama Ad Dalhariyah.
Sedangkan Nyai Hannah memimpin ponpes meng-gantikan ibunya, sejak sang ibu berpulang pada 17 Oktober 2010 di usia ke-90 tahun.[]