Perlahan tapi pasti, berkat adanya dakwah yang istiqamah mualaf Suku Dayak terus bertambah. Satu per satu suku di pedalaman Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur, yang mayoritas memeluk animisme-dinamisme mulai menyadari Tidak Ada Tuhan Selain Allah dan Muhammad Utusan Allah.
Maka betapa gembiranya para mualaf ini, khususnya mereka yang berada di Kecamatan Barong Tongkok dan sekitarnya, ketika mendengar kabar bahwa dai kondang mantan rocker Ustadz Hari Moekti bersama tim Badan Wakaf Al-Qur’an (BWA) datang ke Pondok Pesantren As Salam, Kampung Aryakemuning, Barong Tongkok, untuk tabligh akbar dan menyalurkan Al-Qur’an wakaf.
“Warga antusias, bahkan ada yang satu hari satu malam jalan kaki dan naik perahu di sungai, naik ojek untuk mendengarkan tabligh akbar,” ujar Kang Hari, sapaan akrab Hari Moekti. Di tengah mualaf yang serius mendengarkan tausiah nampak pula Ibrahim, mualaf mantan dukun yang berpakaian khas Dayak Banoa.
Sekitar 2.000 mushaf Al-Qur’an dan Terjemah diserahterimakan Kang Hari ke Pimpinan Ponpes As Salam Ustadz Arif, untuk dibagikan kepada jamaah yang hadir dan juga lima titik daerah yang didiami mualaf Suku Dayak, termasuk Kampung Muara Jawaq Kecamatan Manor Bulatn.
Masuk Islam
Tidak puas hanya beberapa warga Muara Jawaq yang mendengarkan tabligh akbar, dua utusan dari DKM Masjid Baitul Munawwarah Ustadz Mukhlis MS (Ketua) dan Ustadz Soufy Ahmad pun meminta Kang Hari dan tim BWA mengisi acara serupa di masjid mereka yang berlokasi di Muara Jawaq.
Maka siang itu juga rombongan berangkat dan sampai ke lokasi pada malam hari. Sekitar pukul 10 pagi keesokan harinya tabligh akbar pun digelar. Usai shalat jama qashar Zuhur-Ashar dan hendak bergegas ke tempat lain, Kang Hari dikejutkan oleh Mukhlis MS yang mengajak dua orang Suku Dayak untuk disyahadatkan.
“Asyhadu An La Ilaha Illallah Wa Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah,” ujar Rusnawati (29) dan Risa Rosalina (30) saat dipandu Kang Hari mengucap dua kalimat syahadat tanda masuk Islam, Senin (4/6) siang di Masjid Al Munawwarah.
Ketika Kang Hari bertanya mengapa tertarik masuk Islam, mereka menjawab, Islam itu baik, bersih, peduli. Mengajarkan orang untuk berbagi, salah satunya dengan pembagian hewan qur’ban termasuk kepada mereka yang saat itu masih menganut animisme-dinamisme.
Kedua wanita Dayak itu masuk Islamnya menggenapi sekitar 70 persen dari 200 KK Muara Jawaq yang terlebih dulu masuk Islam, setelah mendapatkan dakwah yang istiqamah dari para pengurus masjid yang berasal dari Suku Bugis, Banjar dan Jawa yang bermukim sejak tahun 2000 itu. Subhanallah, Alhamdulillah, La Ilaha Illallah, Allahu Akbar.[]