Musim kemarau adalah periode setahun sekali saat curah hujan sangat sedikit, atau bahkan tidak ada sama sekali, sehingga menyebabkan kekeringan. Di Indonesia, musim kemarau biasanya berlangsung dari bulan April hingga Oktober tergantung pada kondisi cuaca dan iklim global. Dalam beberapa tahun terakhir, perubahan iklim telah membuat musim kemarau menjadi lebih tidak terduga sehingga mengharuskan masyarakat untuk lebih siap dalam menghadapinya.
Musim kemarau tahun 2024 diprediksi tidak akan separah tahun lalu menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Meski begitu, masyarakat di berbagai daerah, semisal masyarakat di daerah karst (perbukitan kapur) Blitar selatan, tetap perlu mempersiapkan diri menghadapi dampaknya.
Desa di atas kapur Desa Panggungrejo
Desa Panggungrejo terletak di atas bukit kapur di Blitar selatan. Blitar selatan yang dikenal akan daerahnya yang sering mengalami kekeringan selama musim kemarau. Daerah kapur sering mengalami kekeringan karena tanahnya memiliki pori-pori (permeabel) sehingga menyebabkan permukaannya tidak bisa menyimpan air. Setiap kali hujan turun, airnya akan terus turun ke dalam tanah akibat pori-pori tanahnya yang pada akhirnya alih-alih mengisi sumur warga justru membikin “sungai” di bawah tanah.
Benar saja, ketika kami menguji geolistrik desa demi menemukan air bawah tanah, ternyata ditemukan sungai bawah tanah di kedalaman ratusan meter. Lokasinya yang sedalam itu tentu tidak bisa dimanfaatkan warga desa yang peralatannya masih sederhana (cangkul, martil tambang, dan sejenisnya). Peralatan-peralatan itu hanya bisa menggali sumur sejauh beberapa meter.
Inilah sebabnya sumur-sumur yang digali hampir selalu mengering saat musim kemarau tiba. Akhirnya, warga terpaksa mengantre air bersih demi keperluan rumah dan nafkah.
Melihat penderitaan masyarakat begitu tentu mendorong kita orang-orang Indonesia membantu mereka. Apalagi kita yang muslim sangat dianjurkan Rasulullah bersedekah air. Beliau saw. pernah menjawab pertanyaan Sahabat Saad bin Ubadah ra. perihal sedekah terbaik:
“Wahai Rasulullah, bahwasanya Ummu Sa’ad (ibundaku) meninggal dunia. Sedekah apakah yang afdal untuknya?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membalas, “Sedekah air.”
Segera Sa’ad menggali sumur untuk ibunya lalu beliau umumkan, “Ini sumur untuk Ummu Sa’ad.” (HR. Abu Daud, no. 1681)
Seandainya sedekah air Desa Panggungrejo terkumpul sebelum akhir tahun, insya Allah akan dibangunkan:
- Sumur bor berteknologi pompa submersible agar dapat mengangkut air dari dalam sungai bawah tanah;
- Sambungan listrik khusus 3300va untuk menjalankan pompanya;
- Bak desa yang akan menampung air sumur sebelum dialirkan ke warga;
- Jalur air sepanjang 5 kilometer lebih (terbuat dari pipa HDPE) yang menjadi tempat air mengalir dari sumur hingga sampai ke rumah-rumah warga.
Kami Wakaf Orang Indonesia (WOI) mengajakmu turut ikut bersedekah air untuk Desa Panggungrejo agar mereka tidak perlu lagi mengantre air di kemarau berikutnya: