Apakah kamu merasa bahwa belakangan ini suhu di tempat tinggalmu terasa sangat panas? Ternyata, perasaan ini bukanlah sekadar perasaanmu. Seluruh dunia tengah merasakan rasa panas yang sama.
Menurut Uni Eropa, setahun belakangan ialah tahun terpanas di bumi sejak akhir perang dunia kedua. Bahkan, di Eropa selatan pernah tercatat suhu tertingginya mencapai 45℃.
Beragam faktor yang penyebab suhu bumi memanas. Di Indonesia sendiri, dua faktor utamanya yaitu fenomena El Niño dan gas rumah kaca.
El Niño
El Niño adalah fenomena ketika suhu panas dari barat Samudera Pasifik terkirim ke sisi timurnya. Dan nyatanya Indonesia berada di sisi timur Samudera Pasifik.
Indonesia terkena El Niño sekitar pertengahan awal tahun 2024 sehingga kita di Indonesia merasakan peningkatan suhu serta cuaca menjadi lebih kering.
Gas rumah kaca
Gas rumah kaca adalah gas-gas karbon yang berfungsi memerangkap panas matahari. Gas karbon ini dibentuk dari proses pembakaran (asap pabrik, knalpot kendaraan, dan sebagainya) dan juga dari pembusukan sampah organik.
Sejatinya, bumi membutuhkan gas rumah kaca agar suhu hangat tetap terjaga. Tanpa gas rumah kaca, suhu di belahan bumi manapun dapat menyentuh derajat minus celcius.
Namun, saat ini bumi sudah menampung terlalu banyak gas rumah kaca yang mengakibatkan panas matahari yang terperangkap menjadi terlalu banyak dari yang bisa ditahan kebanyakan makhluk hidup.
Beradaptasi di tengah suhu panas sekarang ini
Peningkatan suhu bumi saat ini sedikit banyak mempengaruhi keseharian kita. Untuk itu, kita perlu beradaptasi agar aktivitas sehari-hari tidak terganggu. Berikut beberapa langkah adaptasi yang bisa dilakukan:
- Menghidrasi:
Memastikan tubuh mendapatkan asupan cairan yang cukup. Tubuh orang dewasa umumnya membutuhkan sekitar 2 liter cairan per hari.
Cairan yang dibutuhkan tubuh bisa berasal dari air putih dan juga buah-buahan yang banyak mengandung air, seperti semangka.
Ciri-ciri tubuh yang tercukupi asupan cairannya (terhidrasi) dapat dilihat dari warna urin. Jika urin berwarna kuning pekat atau bening, maka tubuh terhidrasi dengan baik. Jika warnanya selain kedua itu, bisa jadi kamu rawan mengalami dehidrasi. Segeralah periksa jikalau kamu mengenali ciri-ciri dehidrasi di tubuhmu.
- Mengurangi penguapan tubuh
Ketika berkeringat sesungguhnya tubuh sedang melakukan penguapan. Penguapan ini berguna untuk mendinginkan tubuh yang tengah memanas. Akan tetapi, dibutuhkan banyak cairan ketika sedang berkeringat.
Karena itu, untuk mengurangi penggunaan cairan tubuh, kamu bisa menyalakan pendingin ruangan (kipas angin atau AC) + mengenakan pakaian yang tidak panas namun tetap tidak melewati batasan aurat.
- Membatasi aktivitas di luar ruangan
Pembatasan ini juga dalam rangka mengurangi penguapan tubuh. Seandainya kamu memang harus keluar, upayakan mengenakan pelindung dari sinar matahari seperti jaket, topi, dan krim anti-UV.
Langkah-langkah di atas cukup melindungi dirimu dari suhu panas. Namun, langkah-langkah tersebut tidak mudah dilakukan semua orang.
Ada orang-orang yang hidup di tempat yang kekeringan sehingga untuk mencukupi kebutuhan cairan sendiri saja terasa berat. Misalnya, mereka yang tinggal di daerah karst.
Daerah karst adalah wilayah yang berdiri di atas batuan kapur yang rentan terhadap kekeringan. Batuan kapur memiliki pori-pori di permukaannya (permeabel) yang menyebabkannya tidak bisa menampung air hujan turun karena akan terus merembes ke dalam tanah.
Ujungnya, air hujan tadi malah terkumpul di bawah tanah membentuk danau/sungai bawah tanah. Inilah yang menyebabkan kekeringan di Desa Panggungrejo setiap kali musim kemarau datang. Sebabnya, alih-alih mengisi sumur warga, air hujannya malah terus merembes ratusan meter ke bawah membentuk sungai.
Desa karst Desa Panggungrejo
Desa Panggungrejo adalah satu dari sekian banyak desa yang berdiri di atas karst di Blitar selatan. Dahulu, warga mengira air hujan yang turun tidak bisa mencukupi kebutuhan desa. Maka tak heran, sumur-sumur mereka selalu mengering di musim kemarau. Jadinya, warga akan mengantre air bersih setiap tahunnya saat sedang kemarau.

Namun ternyata warga salah perkiraan. Ternyata bukannya air hujan tidak bisa mencukupi kebutuhan desa, akan tetapi air hujannya justru merembes turun membentuk sungai bawah tanah.
Sungai itu keberadaannya ratusan meter di bawah tanah desa. Kedalaman segitu membuat air sungai tidak bisa diangkut ke desa hanya dengan peralatan sederhana seperti sekop dan cangkul.
Wakaf Air untuk Desa Panggungrejo
Untuk itu, kami dari Wakaf Orang Indonesia (WOI) menginisiasi Wakaf Air Bersih untuk Desa Panggungrejo.
Wakaf yang terkumpul nantinya akan kami wujudkan menjadi:
- Sumur bor yang ditenagai pompa submersible guna mengangkut air sungai berkedalaman ratusan meter.
- Sambungan listrik baru bertegangan 3300VA guna menghidupkan pompa.
- Bak desa guna menampung air sungai sebelum dialirkan melalui pipa HDPE.
- Jalur air sepanjang 5,5 km terbuat dari pipa HDPE guna menghubungkan sumur ke rumah-rumah warga.
Bagi kamu umat muslim Indonesia, mari bersama mewujudkan Wakaf Air untuk Desa Panggungrejo dengan berwakaf ke sini:
Insya Allah wakaf kita akan Allah ridhoi dikarenakan kita mengamalkan ajaran Rasulullah.
Sahabat Saad bin Ubadah ra. pernah menanyakan rekomendasi amalan kepada Rasulullah saw.:
“Wahai Rasulullah, bahwasanya Ummu Sa’ad (ibundaku) meninggal dunia. Sedekah apakah yang afdal untuknya?” Nabi saw. menjawab, “Sedekah air.”
(HR. Abu Daud)
Lantas Sa’ad pun menggali sumur untuk ibunya, lalu kemudian berpesan, “Ini sumur untuk Ummu Sa’ad.”