Sudah 14 abad lamanya Al-Quran hadir ke bumi untuk memecahkan segala problem kita. Iya, Al-Quran memang diturunkan sebagai solusi bagi umat manusia hingga akhir zaman nanti.
Dasarnya, firman Allah SWT di dalam Surat Fussilat:
قُلۡ هُوَ لِلَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا هُدًى وَّشِفَاۗءٌ وَ الَّذِيۡنَ لَا يُؤۡمِنُوۡنَ فِىۡۤ اٰذَانِهِمۡ وَقۡرٌ وَّهُوَ عَلَيۡهِمۡ عَمًى
… Katakanlah, “Al-Quran adalah petunjuk dan penyembuh bagi orang-orang yang beriman. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, dan (Al-Quran) itu merupakan kegelapan bagi mereka…” (QS. Fussilat [41]: 44)
Makanya, saat kamu pikiranmu sedang buntu tidak menemukan solusi atas permasalahanmu, kamu perlu mentadabburi Al-Quran demi menemukan solusinya. Namun, apa itu tadabbur Al-Quran?
Pengertian Tadabbur Al-Quran Menurut Para Ulama
“Tadabbur” diambil dari kata “dabbara” yang berarti “ujung dari sesuatu”. Sejurus kemudian, para ulama semisal Ust. Khalid bin Abdil Karim Al-Lahim menerangkan bahwa Tadabbur Al-Quran artinya “upaya merenungkan ayat-ayat Al-Quran demi menemukan makna dan hikmah yang dikandungnya” (1).
Telah banyak kitab yang menjabarkan kemuliaan-kemuliaan yang didapatkan setelah mentadabburi Al-Quran. Salah satunya, membuka pintu-pintu solusi bagi masalah-masalah hidup. Salah duanya tertulis di bawah:
1. Menambah derajat keimanan

Keimanan itu dapat diibaratkan seperti perjalanan ke puncak Bogor. Terkadang jalannya menanjak, terkadang landai, adakalanya menurun, dan tak jarang kita temui kanan-kiri kita terbentang jurang-jurang curam. Sekali saja kita tidak fokus, kita bisa terjatuh ke dalam jurang yang mematikan.
Iman juga seperti itu. Sekalipun kita sudah berusaha istiqomah beramal soleh selama puluhan tahun, sekali saja kita gak fokus kita bisa jatuh lalu mati terperosok jurang kekufuran. Demi menghindari terperosok ke jurang kekufuran tersebut, kita perlu mentadabburi Al-Quran.
Allah telah berfirman di dalam Surat Al-Anfal:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ إِذَا ذُكِرَ اللهُ وَجِلَتْ قُلُوْبُهُمْ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila nama Allah disebut gemetarlah hati mereka, …. (QS. Al-Anfal [8]: 2).
[“apabila nama Allah disebut”] maksudnya ialah apabila seorang muslim ditegur ketika dirinya sedang bermaksiat, dirinya langsung beristighfar dan kemudian [“gemetarlah hati mereka”], alias segera meninggalkan kemaksiatan sebelumnya .
Darimana lagi kita tahu apa saja yang termasuk maksiat jika tidak pernah mentadabburi Al-Quran setiap hari?
2. Terbukanya pintu-pintu solusi
Seringkali kita menemui jalan buntu kala sedang menghadapi permasalahan di kerjaan, di sekolah, di rumah, dan dimana saja, iya kan? Itulah jadinya saat kita tidak mentadabburi Al-Quran.
Gak bohong, tadabbur Al-Quran dapat membukakan pintu-pintu solusi dari arah yang gak diduga-duga. Al-Quran sendiri yang menjamin itu:
كِتَٰبٌ أَنزَلۡنَٰهُ إِلَيۡكَ مُبَٰرَكٞ لِّيَدَّبَّرُوٓاْ ءَايَٰتِهِۦ وَلِيَتَذَكَّرَ أُوْلُواْ ٱلۡأَلۡبَٰبِ
Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya (mentadabburi) dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran. (QS. Şād [38]: 29)
“Berkah” di sana maknanya “beragam kebaikan yang didapat”. Kebaikannya tidak hanya dimudahkan beribadah, akan tetapi juga Allah bukakan solusi atas permasalahan-permasalahan hidup.
Untungnya lagi Allah tidak berniat menyusahkan hamba-hamba-Nya. Ia SWT. tidak mengharuskan kita mentadabburi Al-Quran berurutan dari Al-Fatihah [1] hingga ke An-Nas [114].
Bagi Allah cukup mentadabburi 1 ayat selepas sholat fardhu. Agar kamu istiqomah tadabbur 1 ayat /sholat fardhu, kamu bisa catat dahulu apa permasalahan yang sedang dihadapi, lalu browsing ayat berkenaan masalahmu yang sekarang, baru deh kamu mentadabburinya selepas sholat fardhu.
Misalnya, kamu sedang burnout. Kamu catat dahulu burnout mu apa aja, lalu googling ‘Quran ayat burnout’, niscaya kamu akan menemukan ayat apa aja yang menyelesaikan burnout mu.
Panduan-panduan Memaksimalkan Tadabbur Al-Quran
Masih dari Kitab Mafatih Tadabbur Al-Quran, di bawah ini sebagian panduan yang diajarkan Ust. Al-Lahim. Namun, sangat disarankan untuk melihat panduan-panduan lainnya di kitab beliau sendiri.

1. Meluruskan niat membaca Al-Quran
Panduan pertama ini merupakan panduan paling utama sebelum memasuki panduan kedua, ketiga, dst. Karena tanpa niatan yang ikhlas, dijamin tidak akan bisa mentadabburi Al-Quran.
Nantinya niat ikhlas bisa menumbuhkan rasa cinta terhadap Al-Quran, yang dengan rasa itu kamu akan sengaja menyediakan waktu khusus untuk mentadabburi Al-Quran.
Memang niat yang ikhlas saja tidak selalu “bisa menumbuhkan rasa cinta” kalau kamu menganut paham “witing tresno jalaran soko kulino” (cinta tumbuh karena pembiasaan). Akan tetapi pasti hati yang beriman akan mencintai Al-Quran, membacanya secara tartil, merefleksikan ayat yang dibaca di kehidupanmu, membuatmu rela sholat tahajud dahulu sebelum mentadabburi Al-Quran.
2. Membaca secara tartil
Panduan berikutnya setelah niatnya diluruskan, mulai membaca Al-Quran secara tartil. “Tartil” ialah “mengiramakan bacaan sesuai dengan tajwid yang benar tanpa mengganggu orang-orang di sekitarmu”.
Membaca secara tartil tidak bisa dilakukan hanya dengan bersuara di dalam hati. Karena, banyak kaidah-kaidah tajwid yang tidak bisa dipenuhi tanpa menyuarakannya.
Dan juga, membaca tartil tidak bisa sempurna tanpa seorang ustadz. Oleh karena itu, datanglah ke ustadz di masjid terdekatmu lalu seraplah ilmu bacaan Al-Quran secara tartil dari beliau.
3. Merefleksikan bacaannya ke dalam kehidupan pribadi
Panduan ketiga, sangkut-pautkan ayat-ayat yang kamu baca dengan permasalahan hidupmu. Kamu bisa mulai dengan nyatet masalah-masalahmu, lalu googling ayat yang berhubungan dengan catatanmu tadi.
Baru kemudian kamu baca ayatnya secara tartil, lalu terjemahannya, dan terakhir baca juga tafsirnya sebelum “shodaqollah”. Salah dua tafsir yang mudah dimengerti ada tafsir Quran Kemenag atau Tafsir Ibnu Katsir.
4. Dan terakhir, dibaca di malam hari
Di panduan terakhir ini menunjukkan waktu yang paling pas tadabbur Al-Quran. Sebab, malam hari merupakan waktu istirahat orang-orang sehingga minim distraksi. Apalagi jika kamu awali dengan Sholat Tahajud, insya Allah akan lebih meresap tadabburmu.
Saran ini bukanlah saran Ust. Al-Lahim, tetapi saran dari Allah kepada umat Muhammad SAW. Firman-Nya:
إِنَّ نَاشِئَةَ ٱلَّيۡلِ هِيَ أَشَدُّ وَطۡـٔٗا وَأَقۡوَمُ قِيلًا
Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan. (QS. Al-Muzzammil [73]: 6)
Dikarenakan ini saran yang diturunkan langsung dari Sang Pencipta Manusia, barang tentu saran ini bukanlah saran kaleng-kaleng.
Sumber Rujukan
- Kitab Mafatih Tadabbur Al-Quran karya Ust. Al-Lahim