Masih banyak yang salah paham tentang Sholat Tahajud. Mereka mengira Sholat Tahajud itu sama dengan Sholat Qiyamul Lail. Padahal, Sholat Tahajud itu terkategori Sholat Qiyamul Lail.
Sholat Qiyamul Lail maknanya adalah “sholat sunnah yang dikerjakan di malam hari”. Adapun Sholat Tahajud, “Tahajud” berarti “bangun tidur” sehingga untuk mengamalkannya kita harus tidur malam terlebih dahulu.
Sedangkan Qiyamul Lail bisa dilakukan tanpa tidur malam terlebih dahulu. Contohnya seperti Sholat Tarawih atau Sholat Gerhana Bulan.
Lebih Jauh Terkait Sholat Tahajud
Sholat Tahajud pada awalnya dihukumi wajib sesuai perintah Allah SWT. di dalam Surat Al-Muzammil:
يَا أَيُّهَا الْمُزَّمِّلُ (١) قُمِ اللَّيْلَ إِلا قَلِيلا (٢) نِصْفَهُ أَوِ انْقُصْ مِنْهُ قَلِيلا (٣)
“Wahai orang yang berselimut (Muhammad). Bangunlah pada malam hari (untuk Sholat Tahajud), kecuali sebagian kecil. (yaitu) separuhnya atau kurang sedikit dari itu. Atau lebih dari (seperdua) itu,” (QS. Al-Muzzammil [73]: 1-3).
Mulai dari sana, Rasulullah SAW. bersama para Sahabat selalu mengamalkan Sholat Tahajud setiap malam. Lalu kemudian, Sholat Tahajud tidak lagi wajib sejak Rasulullah turun dari Isra’ Mi’raj.
Sejak itulah sholat wajibnya diganti dengan Sholat 5 Waktu. Dan, pergantian kewajiban ini berlaku hingga Hari Akhir.
Pun begitu, Sholat Tahajud tetap memiliki banyak keutamaan yang membuatnya tetap diamalkan oleh berbagai umat Islam. 5 keutamaannya kita jabarin di bawah loh…
Fakta-fakta Keutamaan Sholat Tahajud,
1. Sholat sunnah paling mulia
Di antara sholat sunnah yang lain, Sholat Tahajud menempati peringkat teratas melalui sabda Rasulullah SAW. berdasarkan hadits yang diriwayatkan Imam Muslim:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ
“Sebaik-baik puasa setelah puasa Ramadhan adalah puasa di bulan Allah Muharram. Sebaik-baik sholat setelah sholat wajib adalah sholat malam (Sholat Tahajud /Qiyamul lalil)”.
Hadits tersebut juga melandasi pendapat para ulama bahwasanya sholat sunnah pada malam hari lebih mulia dibandingkan sholat sunnah di luar waktu itu.
2. Memberikan rasa tenang
Allah SWT. menjamin siapapun yang malamnya Sholat Tahajud dengan ikhlas, di siang harinya ia tidak perlu insecure (takut yang berlebihan atas sesuatu). Allah menjaminnya melalui Rasulullah yang lisan mulia.
Sabdanya:
“… Para malaikat berujar: ‘Wahai Rabb kami, ia melakukan ini (Sholat Tahajud) karena mengharap apa yang ada di sisi-Mu.’ Allah berfirman, ‘Sesungguhnya Aku telah memberikan kepadanya apa yang ia harapkan dan memberikan rasa aman dari apa yang ia takutkan’”. (HR. Ahmad)
3. Mengabulkan doa-doa yang mendirikannya
Ibnu Rajab Al-Hanbali, ulama besar di masa Khilafah Abbasiyah, menjelaskan mengapa Waktu Tahajud merupakan waktu yang tepat untuk berdoa. Ujarnya:
“Waktu tahajud di malam hari adalah sebaik-baik waktu pelaksanaan sholat sunnah. Ketika itu, hamba semakin dekat dengan Rabb-nya. Waktu tersebut adalah saat dibukakannya pintu langit dan terijabahnya doa. Saat itu adalah saatnya mengemukakan berbagai macam hajat kepada Allah“.
4. Mewujudkan kebaikan di dunia dan di akhirat

Rasulullah SAW. bersabda:
“Sesungguhnya di malam hari terdapat waktu tertentu yang bila seorang muslim memohon kepada Allah dari kebaikan dunia dan akhirat pada waktu itu, maka Allah pasti akan memberikan kepadanya, dan hal tersebut ada di setiap malam“. (HR. Muslim).
“Waktu tertentu” yang dimaksud tersebut ditafsirkan menjadi sepertiga akhir malam, malam sebelum Subuh. Di Jakarta sekitar jam 3 hingga 4 pagi.
5. Menggaransi syafaat Rasulullah
Allah SWT. berfirman di dalam Surat Al-Isra:
توَمِنَ الَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهٖ نَافِلَةً لَّكَ عَسٰٓى اَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُودًا
Dan pada sebagian malam hari, bertahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji. (QS. Al-Isra [17]: 79)
Para ulama menjelaskan, “tempat yang terpuji /مَقَامًا مَّحْمُودًا” yang dimaksud di sini adalah tempat Rasulullah memberikan syafaatnya di Hari Kiamat kelak. Ayat ini menjamin setiap orang yang diterima Tahajudnya insya Allah diizinkan menerima syafaat Rasulullah.
Yang Perlu Diperhatikan Sebelum Mendirikan Sholat Tahajud
Secara rukun, Sholat Tahajud rukunnya sama seperti sholat pada umumnya. Namun, Sholat Tahajud tetap memiliki syarat dan prasyarat tersendiri.
Sebenarnya, prasyarat dan syarat yang dimaksud telah disebutkan pada paragraf-paragraf awal. Cuman, akan kita rangkumkan ke dalam poin-poin agar lebih mudah diingat.
Berikut poin-poinnya:
1. Prasyarat Sholat Tahajud
> Didirikan di antara waktu Isya dan Subuh. Seperti yang ditulis di atas juga, waktu terbaik ialah di sepertiga malam terakhir, sekitar 2-3 jam sebelum Subuh.
Rasulullah SAW. pernah bersabda:
“Tuhan kami (Allah) tabaraka wa ta‘ala turun ke langit dunia setiap malam ketika sepertiga malam yang terakhir, seraya berfirman:
‘Siapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka akan Aku beri. Siapa yang meminta ampun kepada-Ku, maka akan Aku ampuni’”.
(HR. Bukhari dan Muslim)
Kalau di Jakarta, biasanya pada diriin Tahajud di antara pukul 03.00-04.10 WIB.
> Tidak menumpuk niat Sholat Tahajud dengan Sholat Rawatib (baca; sholat sunnah ba’da Isya). Di luar itu, diperbolehkan menumpuk niat Tahajud dengan sholat sunnah yang lain.
Contohnya,berniat mendirikan Sholat Tahajud sekalian Sholat Hajat sekaligus Sholat Istikhoroh.
> Dikerjakan setelah tidur. Ingat, “Tahajud” itu “bangun dari tidur”!!

2. Syarat Sholat Tahajud
> Didirikan minimal 2 rakaat. Adapun batas maksimalnya, para ulama memiliki pendapat yang berbeda-beda.
Sebagian berpendapat maksimal jumlah rakaatnya 8, 10, atau 12. Akan tetap di Indonesia, ulamanya berpendapat batas maksimal rakaat Sholat Tahajud tidak ada.
Jadinya, kamu bisa mengerjakannya hingga 30 rakaat dengan syarat dirinya mampu sholat sebanyak itu dan tidak melalaikan kewajiban utamamu.
Tidak boleh Tahajud seorang pria menyebabkan Subuhnya kesiangan dan pencarian nafkahnya terganggu. Bagi pria, lebih wajib mencari nafkah ketimbang mendirikan Sholat Tahajud.
> Ditutup dengan Sholat Witir biarpun hanya 1 rakaat. Sejatinya, rakaat ideal Sholat Witir itu 3 atau 11 rakaat. Cuman kalau kamu sanggupanya hanya 1 rakaat, yo wes rapopo.