Disayangi keluarga di masa kanak-kanak bagi banyak orang hanyalah angan-angan. Jika kamu termasuk orang itu, kami bisa mengerti kalau kamu tidak ingin melanjutkan membaca artikel ini hingga selesai.
Cuman, kalau kamu sama seperti kami, sama-sama disayangi keluarga inti dan keluarga besar, kamu akan menemukan cara mengobati rasa kangenmu kepada almarhum/ah kedua orang tuamu, kakak/ adikmu, atau siapapun keluargamu yang tersayang dulu di dalam artikel ini.
Kami mempelajari cara mengobati ini dari guru kita yang notabenenya guru terbaik sepanjang zaman: Rasulullah Muhammad saw.
Beliau mengajarkan kita saat kita tengah merindukan mendiang keluarga kita ada baiknya kita bersegera berwakaf atas namanya.
Mengapa berwakaf?
Yang akan kamu pelajari
ToggleSelaku salah satu murid terbaik Rasullah, Imam Syafi’i menjelaskan mengapa berwakaf atas nama mendiang bisa menjadi pelipur lara bagi yang tengah berduka.
Penjelasan sang imam perihal berwakaf untuk orang meninggal ditulis di dalam kitab karangannya Kitab al-Umm bahwasanya hanya amalan haji dan sedekah yang bisa diatas namakan atas nama si mayit.
Elaborasi beliau di atas beliau landaskan pada ayat-ayat di dalam Surat an-Najm di bawah:

Wakaf terkategori sebagai sedekah sehingga wakaf Al-Quran bisa diatas namakan mendiang keluarga.
Untuk lebih lengkapnya tonton lebih lengkap di bawah ini:
Karena berwakaf al-Quran bisa jadi wakaf terbaik
Kitab Suci Al-Quran diturunkan sebagai penyelamat hidup manusia. Ketika kita mengamalkan isinya, maka diri kita, keluarga kita, dan alam di sekitar kita akan selamat dari kebinasaan.
Contohnya saat kita hanya mengkonsumsi makanan/ minuman halalan thoyyiban, maka tubuh tidak akan terkontaminasi kandungan-kandungan berbahaya dari zat-zat yang haram nan buruk.
Atau saat kita memilih tidak berzina, maka keselamatan serta kebutuhan hidup istri dan anak akan lebih terjamin. Dengan begitu mereka bisa terus hidup bahagia.
Malahan justru ketika kita mengabaikan larangan ber-liwath wa sihaq (LaGi BeTe), kita lah biang keladi atas kemusnahan masyarakat kita di masa depan. Udah gitu sudah pasti suami/ istri kita akan terjangkit PMS (penyakit menular seksual) selayaknya pelaku liwath wa sihaq.

Karena Al-Quran adalah penyelamat hidup manusia
Coba bayangkan jika kamu lahir dari keluarga fakir-miskin. Orang tuamu tidak bisa membelikanmu Al-Quran sehingga kamu malu dan tidak bersemangat ngaji. Saking miskinnya keluargamu, kamu tidak bisa membeli kuota sehingga kamu juga tidak bisa membaca Al-Quran secara daring.
Apa mungkin kamu akan memahami isi Al-Quran jika begitu?
Mari mewakafkan Al-Quran ke Jawa Tengah
Jawa Tengah sejak dahulu telah menjadi tempat pembelajaran keislaman. Hingga saat ini masih banyak keluarga muslim se-Indonesia mengirimkan anak-anaknya belajar ke macam-macam pesantren di Jawa Tengah.
Ironisnya, di saat kita mengirimkan keluarga-keluarga kita belajar agama di sana, ternyata masih ada jutaan muslim Jawa Tengah yang tidak bisa belajar agama Islam.
Sekitar ratusan ribunya tidak bisa mempelajari agama karen terkendala ekonomi. Bagi para fakir-miskin tersebut membeli Al-Quran tidak mampu apalagi pergi ke guru ngaji.
Keuangan mereka yang sedikit itu juga menghalangi mereka dari membeli kuota sehingga tidak bisa membaca Al-Quran melalui internet. Ketidakpunyaan akses atas Al-Quran menyebabkan minat anak-anak belajar mengaji tidak setinggi anak-anak di tempat kita.

Setelah melihat sendiri keadaan fakir-miskin di atas, kami mengajak kamu dan keluargamu ikut mewakafkan 1 dari 114 ribu Al-Quran ke Jawa Tengah.
Kami mengajakmu karena sekaranglah saatnya memberikan bakal pahala abadi kepada keluargamu yang telah meninggal.
Insya Allah mendiang orang tua/ keluargamu akan sangat berterimakasih kepadamu karena Quran-quran wakaf atas namanya telah menambah timbangan pahalanya.
Bayangkan seandainya karen Quran-quran wakaf itu satu keluarga fakir-miskin di Jawa Tengah jadi bisa membaca Al-Quran, lalu tergugah hasratnya untuk menghafal, mempelajari, dan bahkan menjadi ulama!!
Pasti inginkan mendapatkan pahala dari kemuliaan tadi? Berarti wakafkan Al-Quran atas nama almarhum/ah orang tua/ keluargamu ke bawah: