Syukur merupakan akhlak mulia yang menumbuhkan ketenangan hati dan rasa cukup dalam hidup. Ia bukan sekadar ucapan, melainkan sikap batin, lisan, dan perbuatan yang mencerminkan kesadaran bahwa semua nikmat berasal dari Allah ﷻ. Dengan syukur, hidup terasa lebih ringan, penuh berkah, dan jauh dari keluh kesah.
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu. Dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”
(QS. Ibrahim: 7)
Rasulullah ﷺ shalat malam hingga kakinya bengkak. Ketika ditanya mengapa beliau beribadah seberat itu padahal dosa beliau telah diampuni, beliau menjawab:
“Tidakkah aku menjadi hamba yang bersyukur?”(HR. Bukhari no. 4837, Muslim no. 2820)
Syukur dalam Kehidupan Sehari-hari
Syukur bukan hanya di hati, tetapi juga harus tercermin dalam ucapan dan tindakan. Praktik syukur dapat dibagi menjadi tiga:
- Dengan hati: ridha dengan ketentuan Allah, tidak iri terhadap nikmat orang lain, serta menyadari semua nikmat hanyalah titipan.
- Dengan lisan: senantiasa memuji Allah dengan ucapan “Alhamdulillah”, menceritakan nikmat tanpa kesombongan, dan mengajarkan orang lain untuk bersyukur.
- Dengan perbuatan: menggunakan nikmat untuk kebaikan — ilmu untuk mengajar, harta untuk membantu, dan kesehatan untuk beribadah.
Manfaat Syukur dalam Kehidupan Modern
- Membuat hidup lebih bahagia dan tenang, meski dengan kesederhanaan.
- Mengurangi stres dan keluh kesah karena fokus pada nikmat, bukan kekurangan.
- Menumbuhkan sifat rendah hati, tidak sombong atas pencapaian dunia.
- Membuka pintu rezeki dan keberkahan, karena Allah menjanjikan tambahan nikmat bagi yang bersyukur.
- Menumbuhkan sikap sosial positif — orang yang bersyukur biasanya lebih ringan berbagi, ramah, dan mampu menciptakan lingkungan yang harmonis.
Kisah: Syukur dalam Kesederhanaan
Seorang ayah bekerja sebagai pedagang kecil di pasar. Hasil usahanya tidak banyak, namun setiap kali pulang, ia selalu berkata kepada keluarganya: “Alhamdulillah, rezeki hari ini cukup untuk kita makan bersama.” Anak-anaknya tumbuh dengan rasa syukur, tidak iri pada teman-temannya yang lebih kaya. Ketika dewasa, mereka terbiasa hidup sederhana, rajin berbagi, dan selalu optimis. Kisah sederhana ini menunjukkan bahwa syukur melahirkan kebahagiaan sejati, bukan karena banyaknya harta, tetapi karena lapangnya hati.
Kesimpulan
Syukur adalah kunci kebahagiaan yang abadi. Dengan hati yang ridha, lisan yang memuji, dan perbuatan yang baik, hidup menjadi lebih bermakna. Nikmat yang sedikit terasa cukup, nikmat yang banyak menjadi berkah, dan segala keadaan diterima dengan lapang dada. Inilah rahasia ketenangan yang dijanjikan Allah ﷻ bagi hamba-hamba yang bersyukur.
Sumber:
Al-Qur’an QS. Ibrahim: 7 |
Hadits Syukur – Shahih Bukhari 4837 |
Hadits Syukur – Shahih Muslim 2820 |
The Role of Gratitude in Promoting Well-being |
Greater Good Science Center – Gratitude