• About BWA
  • Partnership
  • Tokoh
  • Wakif
Blog BWA
Advertisement
  • Press Release
  • Al Quran Roadtrip
  • Testimoni
  • Video Gallery
  • Kolaborasi
No Result
View All Result
  • Press Release
  • Al Quran Roadtrip
  • Testimoni
  • Video Gallery
  • Kolaborasi
No Result
View All Result
Blog BWA
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Menjaga Lisan: Kunci Keselamatan Seorang Muslim

by alfath
September 10, 2025
in Uncategorized
0
Menjaga Lisan: Kunci Keselamatan Seorang Muslim
0
SHARES
6
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Menjaga Lisan: Kunci Keselamatan Seorang Muslim


Ilustrasi seseorang menutup mulut dengan jari sebagai simbol menjaga lisan

Pernahkah Anda menyadari bahwa lisan ibarat pedang bermata dua? Di satu sisi, ia bisa menjadi jalan menuju pahala dan kebaikan. Di sisi lain, ia bisa menjadi penyebab kehancuran dan penyesalan. Lisan adalah anugerah Allah yang begitu berharga, namun seringkali kita lupa betapa dahsyatnya pengaruh setiap kata yang terucap.

Dengan lisan, seseorang bisa mengukir senyum di wajah orang lain, menghibur yang sedih, atau menebar kata-kata hikmah. Namun dengan lisan yang sama, seseorang bisa melukai perasaan, memutuskan silaturahmi, bahkan merusak nama baik orang lain. Inilah mengapa Rasulullah ﷺ mengingatkan kita bahwa keselamatan seorang Muslim sangat tergantung pada kemampuannya menjaga lidahnya.

مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

“Tidak ada satu ucapan pun yang diucapkan, melainkan ada malaikat pengawas yang selalu hadir.”
(QS. Qaf: 18)

Bayangkan! Setiap kata yang kita ucapkan, baik yang ringan maupun berat, serius maupun bercanda, semuanya dicatat oleh malaikat yang senantiasa mengawasi. Tidak ada yang terlewat, tidak ada yang terlupa. Renungkan sejenak – jika kita menyadari sepenuhnya bahwa setiap ucapan kita akan dimintai pertanggungjawaban, tentu kita akan lebih berhati-hati dalam berbicara.


Ilustrasi timbangan sebagai simbol pertanggungjawaban

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Sungguh pedoman yang begitu jelas dan tegas! Hanya dua pilihan: berkata baik atau diam. Tidak ada opsi ketiga. Prinsip ini seharusnya menjadi filter alami sebelum kita mengucapkan sesuatu. Tanyakan pada diri: “Apakah ucapanku ini baik? Jika tidak, lebih baik aku diam.”

Lima Cara Praktis Menjaga Lisan

Yang akan kamu pelajari

Toggle
  • Lima Cara Praktis Menjaga Lisan
  • Lisan di Era Digital: Tantangan Baru
    • Penutup: Lisan sebagai Cermin Hati

Menjaga lisan bukan sekadar teori, tetapi perlu praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari. Berikut beberapa langkah yang dapat kita terapkan:

  1. Hindari ghibah, fitnah, dan kata-kata kotor – Ghibah (membicarakan kejelekan orang lain) ibarat memakan bangkai saudara sendiri. Fitnah lebih kejam daripada pembunuhan. Sedangkan kata-kata kotor mencerminkan hati yang kotor.
  2. Biasakan dzikir, doa, dan ucapan bermanfaat – Isi lisan dengan kalimat thayyibah. Daripada menggunjing, lebih baik berdzikir. Daripada mengeluh, lebih baik berdoa.
  3. Berkata hanya yang benar, meskipun pahit – Kejujuran mungkin terasa pahit di awal, tetapi buahnya manis. Kebohongan mungkin terasa manis di awal, tetapi buahnya pahit.
  4. Diam jika tidak ada kebaikan yang bisa disampaikan – Diam adalah emas. Dalam banyak situasi, diam lebih bijaksana daripada berbicara tanpa manfaat.
  5. Berpikir sebelum berbicara – Sejenak merenung sebelum berbicara dapat mencegah penyesalan berkepanjangan.


Ilustrasi seseorang sedang merenung sebelum berbicara

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Sesungguhnya seorang hamba benar-benar mengucapkan satu kalimat yang diridhai Allah, tanpa ia pikirkan, namun Allah mengangkatnya beberapa derajat. Dan sesungguhnya seorang hamba benar-benar mengucapkan satu kalimat yang dimurkai Allah, tanpa ia pikirkan, namun ia terjatuh karenanya ke dalam neraka.”
(HR. Bukhari no. 6478, Muslim no. 2988)

Renungan yang mendalam! Betapa sering kita mengucapkan sesuatu tanpa berpikir panjang, tanpa menyadai konsekuensinya. Satu kalimat baik bisa mengangkat derajat kita, sementara satu kalimat buruk bisa menjerumuskan kita. Ini menunjukkan betapa mulianya orang yang mampu menahan lisannya.


Ilustrasi percakapan yang baik antar sesama

Lisan di Era Digital: Tantangan Baru

Di zaman media sosial seperti sekarang, menjaga lisan menjadi semakin penting dan sekaligus semakin sulit. Jarak fisik dan anonymity membuat banyak orang merasa bebas mengucapkan apa saja tanpa mempertimbangkan akibatnya. Komentar kasar, ujaran kebencian, dan penyebaran hoaks telah menjadi makanan sehari-hari di dunia digital.

Padahal, Islam mengajarkan bahwa etika berkomunikasi di media sosial tidak berbeda dengan etika komunikasi langsung. Bahkan, tulisan di media sosial lebih berbahaya karena bisa disebarkan secara luas dan abadi. Sebuah komentar yang kita tulis dalam keadaan emosi bisa terus beredar dan menyakiti orang lain bertahun-tahun kemudian.

Penutup: Lisan sebagai Cermin Hati

Lisan adalah cermin dari keadaan hati. Ketika hati dipenuhi kebaikan, yang keluar dari lisan pun kebaikan. Sebaliknya, hati yang kotor akan melahirkan ucapan-ucapan yang kotor pula. Oleh karena itu, menjaga lisan tidak bisa dipisahkan dari membersihkan hati.

Dengan menjaga lisan, seorang muslim tidak hanya terhindar dari dosa dan maksiat, tetapi juga meraih keselamatan di dunia dan akhirat. Keselamatan dari permusuhan, dari penyesalan, dan dari azab Allah. Mari kita biasakan berkata baik atau diam, karena itulah kunci keselamatan sejati.


Ilustrasi hati yang bersih melahirkan kata-kata baik

Sumber Referensi:
Da’wah bi al-Lisan by Using Politeness Language |
Islamic Communication Ethics: A General Principles |
Freedom of Speech and Religious Expression on Social Media

Previous Post

Kesabaran: Bekal Menghadapi Ujian Hidup

Next Post

Ikhlas: Pondasi Amal yang Diterima Allah

alfath

Next Post
Ikhlas: Pondasi Amal yang Diterima Allah

Ikhlas: Pondasi Amal yang Diterima Allah

Stay Connected

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Kumpulan doa umat Islam

Kumpulan Doa Sehari-hari Dari Al-Quran & Hadits

October 28, 2024
al Quran Jawa Tengah

Wakaf al Quran Untuk Orang Meninggal

May 16, 2025
jenis-jenis tafsir

Tafsir Al Quran dan Jenis-jenisnya

October 22, 2024
Kunci kebahagiaan

Bersyukur dan bersabar kunci kebahagiaan menurut Islam

October 28, 2024

Mendayung untuk Mencari Air Bersih

0

Air Gunungkidul

0

Air Bersih di Tengah Lautan Sampah

0

Al Qur’an Wakaf untuk Orang Sakai

0
Istiqamah: Konsisten di Jalan Allah

Istiqamah: Konsisten di Jalan Allah

September 24, 2025
Taubat: Jalan Kembali Menuju Ampunan Allah

Taubat: Jalan Kembali Menuju Ampunan Allah

September 24, 2025
Zuhud: Hidup Sederhana Demi Akhirat

Zuhud: Hidup Sederhana Demi Akhirat

September 24, 2025
Beramal: Tidak Ditentukan Oleh Banyaknya Harta Yang Dimiliki

Beramal: Tidak Ditentukan Oleh Banyaknya Harta Yang Dimiliki

September 24, 2025

Recent News

Istiqamah: Konsisten di Jalan Allah

Istiqamah: Konsisten di Jalan Allah

September 24, 2025
Taubat: Jalan Kembali Menuju Ampunan Allah

Taubat: Jalan Kembali Menuju Ampunan Allah

September 24, 2025
Zuhud: Hidup Sederhana Demi Akhirat

Zuhud: Hidup Sederhana Demi Akhirat

September 24, 2025
Beramal: Tidak Ditentukan Oleh Banyaknya Harta Yang Dimiliki

Beramal: Tidak Ditentukan Oleh Banyaknya Harta Yang Dimiliki

September 24, 2025
Blog BWA

Informasi Seputar Wakaf

Follow Us on Social Media

  • Contact Us
  • Syarat dan Ketentuan

© 2023 Blog BWA - Informasi Seputar Wakaf Blog BWA.

No Result
View All Result
  • Press Release
  • Al Quran Roadtrip
  • Testimoni
  • Video Gallery
  • Kolaborasi

© 2023 Blog BWA - Informasi Seputar Wakaf Blog BWA.