• About BWA
  • Partnership
  • Tokoh
  • Wakif
Blog BWA
Advertisement
  • Press Release
  • Al Quran Roadtrip
  • Testimoni
  • Video Gallery
  • Kolaborasi
No Result
View All Result
  • Press Release
  • Al Quran Roadtrip
  • Testimoni
  • Video Gallery
  • Kolaborasi
No Result
View All Result
Blog BWA
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Tawadhu: Rendah Hati yang Mengangkat Derajat

by Muhammad Daffani
October 4, 2025
in Uncategorized
0
Tawadhu: Rendah Hati yang Mengangkat Derajat
0
SHARES
0
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Tawadhu: Seni Rendah Hati yang Mengangkat Derajat di Mata Allah dan Manusia


Ilustrasi sikap rendah hati dalam pergaulan

Dalam bangunan akhlak Islam, tawadhu menempati posisi yang sangat istimewa. Ia adalah cermin keimanan yang memantulkan kerendahan hati seorang hamba di hadapan Sang Pencipta. Tawadhu bukanlah kelemahan atau inferioritas, melainkan kekuatan karakter yang lahir dari kesadaran mendalam bahwa segala kelebihan yang dimiliki hanyalah titipan dan karunia Allah semata.

وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّكَ لَن تَخْرِقَ الْأَرْضَ وَلَن تَبْلُغَ الْجِبَالَ طُولًا

“Dan janganlah kamu berjalan di bumi dengan sombong, karena sesungguhnya kamu tidak akan dapat menembus bumi dan tidak akan mampu menjulang setinggi gunung.”

(QS. Al-Isra: 37)

Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan seberat biji sawi.”

(HR. Muslim no. 91)

Memahami Hakikat Tawadhu yang Sebenarnya

Yang akan kamu pelajari

Toggle
  • Memahami Hakikat Tawadhu yang Sebenarnya
  • Bentuk-Bentuk Tawadhu dalam Kehidupan Sehari-hari
  • Perbedaan Tawadhu yang Terpuji dan Rendah Diri yang Tercela
  • Manfaat Tawadhu bagi Kehidupan Sosial dan Spiritual
  • Kisah Teladan: Tawadhunya Ulama Besar Imam Ahmad bin Hanbal
  • Cara Melatih Sikap Tawadhu dalam Kehidupan Modern
    • Kesimpulan: Tawadhu sebagai Jalan Menuju Kemuliaan Sejati

Tawadhu sering disalahpahami sebagai sikap merendahkan diri secara berlebihan atau tidak percaya diri. Padahal, hakikat tawadhu adalah menempatkan diri dengan proporsional – tidak merasa lebih tinggi dari yang seharusnya, tetapi juga tidak merendahkan diri di bawah martabat sebagai hamba Allah. Seorang yang tawadhu menyadari bahwa semua kelebihan yang dimilikinya – ilmu, harta, kedudukan, atau kecantikan – hanyalah amanah dari Allah yang harus disyukuri dan dimanfaatkan untuk kebaikan.

Imam Al-Ghazali menggambarkan tawadhu bagai pohon yang berbuah lebat. Semakin banyak buahnya, semakin merunduk dahannya. Begitulah manusia – semakin banyak ilmu dan keutamaannya, semakin tawadhu dan rendah hatinya.

Bentuk-Bentuk Tawadhu dalam Kehidupan Sehari-hari

  • Menyapa dan menghormati semua orang: Tidak membedakan perlakuan berdasarkan status sosial atau ekonomi.
  • Mau belajar dari siapa saja: Menerima kebenaran meski datang dari orang yang lebih muda atau kurang terkenal.
  • Tidak meremehkan orang lain: Menghargai setiap manusia tanpa memandang kondisi, ilmu, atau rezekinya.
  • Menolong dengan ikhlas: Memberi bantuan tanpa mengharapkan balasan atau pujian.
  • Mudah meminta maaf dan memaafkan: Tidak gengsi mengakui kesalahan dan memberi maaf atas kekeliruan orang lain.
  • Tidak pamer kelebihan: Menyembunyikan keutamaan dan tidak menonjolkan diri.


Sikap rendah hati dalam bermasyarakat

Perbedaan Tawadhu yang Terpuji dan Rendah Diri yang Tercela

Penting untuk membedakan antara tawadhu yang terpuji dan rendah diri (inferiority complex) yang tercela:

  1. Tawadhu: Lahir dari kesadaran akan keagungan Allah, tetap percaya diri, dan menghargai potensi diri.
  2. Rendah Diri: Lahir dari perasaan tidak mampu, tidak percaya diri, dan menganggap diri tidak berharga.
  3. Tawadhu: Membuat seseorang dihormati karena ketulusannya.
  4. Rendah Diri: Membuat seseorang diremehkan karena ketidakpercayaan dirinya.

Rasulullah ﷺ adalah teladan terbaik dalam tawadhu. Meski sebagai pemimpin umat, beliau tetap menjahit sendiri pakaiannya, memerah susu kambing, dan duduk bersama orang-orang miskin. Namun beliau juga tegas dalam membela kebenaran dan tidak pernah ragu memimpin umat.

Manfaat Tawadhu bagi Kehidupan Sosial dan Spiritual

Tawadhu membawa dampak positif yang luas dalam berbagai aspek kehidupan:

  • Dicintai Allah dan manusia: Kerendahan hati menarik simpati dan kasih sayang.
  • Ditinggikan derajatnya: Allah mengangkat martabat orang yang tawadhu.
  • Hubungan sosial yang harmonis: Memudahkan dalam bergaul dan bekerjasama.
  • Terbuka terhadap kritik dan saran: Mempercepat proses perbaikan diri.
  • Ketenangan batin: Tidak terbebani oleh keinginan untuk diakui dan dipuji.
  • Pintu rezeki yang lapang: Sikap rendah hati membuka banyak peluang kebaikan.

Kisah Teladan: Tawadhunya Ulama Besar Imam Ahmad bin Hanbal

Imam Ahmad bin Hanbal, salah satu imam madzhab yang terkenal, dikenal dengan ketawadhuan yang luar biasa. Suatu ketika, beliau diundang oleh seorang penguasa untuk menghadiri jamuan makan. Ketika makanan disajikan, Imam Ahmad melihat ada seorang pemuda yang duduk di pojok ruangan dan tidak dilayani dengan baik.

Dengan penuh ketawadhuan, Imam Ahmad bangkit dari tempat duduknya yang terhormat, mendatangi pemuda itu, dan duduk bersamanya. Beliau berkata: “Wahai pemuda, mari kita makan bersama. Sesungguhnya ilmu tidak membuat kita merasa lebih tinggi dari orang lain.” Kisah ini menunjukkan bahwa ketawadhuan sejati terwujud dalam perbuatan nyata, bukan sekadar kata-kata.

Cara Melatih Sikap Tawadhu dalam Kehidupan Modern

Di era media sosial yang mendorong individualisme dan pamer, melatih tawadhu menjadi tantangan tersendiri:

  1. Selalu ingat asal-usul diri: Dari setetes air mani yang hina menjadi manusia yang sempurna.
  2. Banyak bergaul dengan orang sederhana: Belajar dari ketulusan dan kesederhanaan mereka.
  3. Menyadari kelemahan diri: Setiap manusia pasti memiliki kekurangan dan kesalahan.
  4. Bersyukur atas segala nikmat: Mengakui bahwa semua prestasi adalah karena pertolongan Allah.
  5. Membiasakan diri melayani orang lain: Tidak gengsi melakukan pekerjaan yang dianggap rendah.
  6. Bergaul dengan orang yang lebih tawadhu: Ketawadhuan itu menular melalui keteladanan.

Kesimpulan: Tawadhu sebagai Jalan Menuju Kemuliaan Sejati

Tawadhu adalah mahkota akhlak yang memancarkan cahaya keimanan. Ia bukan sekadar sikap luar, melainkan kondisi hati yang menyadari kehambaan di hadapan Keagungan Ilahi. Dalam sebuah hadits qudsi, Allah berfirman: “Barangsiapa merendahkan diri karena-Ku, niscaya Aku angkat derajatnya.” Inilah paradoks indah dalam Islam – dengan merendah, justru terangkat; dengan tawadhu, justru dimuliakan.

Di dunia yang semakin individualistis dan kompetitif, tawadhu menjadi penyeimbang yang menjaga keharmonisan sosial dan spiritual. Orang yang tawadhu akan dicintai Allah, dihormati manusia, dan diberi kedudukan tinggi di sisi-Nya. Sebaliknya, kesombongan hanya akan menjatuhkan martabat dan menjauhkan dari rahmat Allah. Tawadhu menjadikan hati lembut, hidup penuh berkah, dan membawa keselamatan dunia akhirat.

Sumber:
Humility in Islamic Contemplative Ethics |
Tawadhu’ (Humility) |
Humility (Khusu) and Modesty (Tawadu) in Islam-A Source of |
Humility in the Conduct of Great Scholars |
Tawadhu Attitude and Service Performance: Moderate Role of Self-Concept

Previous Post

Menuntut Ilmu: Jalan Menuju Surga

Muhammad Daffani

Stay Connected

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Kumpulan doa umat Islam

Kumpulan Doa Sehari-hari Dari Al-Quran & Hadits

October 28, 2024
al Quran Jawa Tengah

Wakaf al Quran Untuk Orang Meninggal

May 16, 2025
jenis-jenis tafsir

Tafsir Al Quran dan Jenis-jenisnya

October 22, 2024
Kunci kebahagiaan

Bersyukur dan bersabar kunci kebahagiaan menurut Islam

October 28, 2024

Mendayung untuk Mencari Air Bersih

0

Air Gunungkidul

0

Air Bersih di Tengah Lautan Sampah

0

Al Qur’an Wakaf untuk Orang Sakai

0
Tawadhu: Rendah Hati yang Mengangkat Derajat

Tawadhu: Rendah Hati yang Mengangkat Derajat

October 4, 2025
Menuntut Ilmu: Jalan Menuju Surga

Menuntut Ilmu: Jalan Menuju Surga

October 4, 2025
Rasa Malu: Perisai Iman yang Terlupakan

Rasa Malu: Perisai Iman yang Terlupakan

October 3, 2025
Istiqamah: Konsisten di Jalan Allah

Istiqamah: Konsisten di Jalan Allah

September 24, 2025

Recent News

Tawadhu: Rendah Hati yang Mengangkat Derajat

Tawadhu: Rendah Hati yang Mengangkat Derajat

October 4, 2025
Menuntut Ilmu: Jalan Menuju Surga

Menuntut Ilmu: Jalan Menuju Surga

October 4, 2025
Rasa Malu: Perisai Iman yang Terlupakan

Rasa Malu: Perisai Iman yang Terlupakan

October 3, 2025
Istiqamah: Konsisten di Jalan Allah

Istiqamah: Konsisten di Jalan Allah

September 24, 2025
Blog BWA

Informasi Seputar Wakaf

Follow Us on Social Media

  • Contact Us
  • Syarat dan Ketentuan

© 2023 Blog BWA - Informasi Seputar Wakaf Blog BWA.

No Result
View All Result
  • Press Release
  • Al Quran Roadtrip
  • Testimoni
  • Video Gallery
  • Kolaborasi

© 2023 Blog BWA - Informasi Seputar Wakaf Blog BWA.