Suasana Taman Wisata Matahari di kawasan Puncak, Bogor siang itu tampak ramai. Pengunjung lebih banyak dari biasanya karena sedang masa liburan sekolah. Tak heran Abu Liwa, pemilik kios jus “Mang Ajiib” sibuk melayani pelanggan ketika tim BWA bersilaturahim ke sana. Abu Liwa merupakan salah seorang penerima zakat mal yang disalurkan BWA akhir tahun lalu.
“Alhamdulillah, dengan usaha ini saya bisa lebih mandiri dan bisa membuka lapangan kerja untuk yang lain,” ujar Abu Liwa dengan sumringah.
Ia pun bercerita, sebelum membuka usaha jus ini dirinya sempat memiliki usaha susu kedelai. Namun, karena harga kedelai melambung tinggi akhirnya ia terpaksa menghentikan produksi. Kemudian Abu Liwa bertemu dengan BWA dan menyampaikan keinginannya untuk melanjutkan usahanya dengan berjualan jus. Badan Wakaf Al Qur’an pun menyalurkan pembekalan modal usaha sebesar Rp. 3 juta dari dana ZIS. Abu Liwa memanfaatkan dana tersebut untuk pembelian gerobak, tenda, bahan-bahan lainnya dan sewa tempat.
Sejak awal tahun 2010, Abu Liwa memulai kembali usahanya dan menghasilkan omset Rp. 500 ribu per hari. “Bahkan, kalau liburan begini bisa mencapai Rp 1,4 juta, alhamdulillah,” papar Abu Liwa penuh semangat.
Zakat Peer to Peer
Penyaluran zakat melalui BWA berbeda dengan lembaga yang lain. Penyaluran zakat dari muzaki langsung diberikan pada mustahik dan 100 % dana zakat anda disalurkan pada mustahik potensial.
Mustahik yang kami pilih untuk menerima zakat anda adalah mereka yang potensial menjadikan bantuan zakat ini sebagai sarana meningkatkan taraf hidup mereka. Sebagian besar dari mereka adalah entrepreneur kecil, sebagian lagi butuh bantuan pendidikan bagi anak-anaknya dan sebagian kecil yang bersifat bantuan untuk kebutuhan darurat seperti bayar hutang atau mengobati penyakit. [bwa]



