“Warga padha semangat, amerga banyu resik sing tak butuhake bakal mili maneh” (Seluruh warga bersemangat, karena air bersih yang kami butuhkan akan mengalir lagi)” ujar seorang laki-laki warga dusun Pule, disela-sela pengerjaan pipanisasi dan pembangunan instalasi air baru, di dusun Pule, desa Tegal Randu, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang.
Ketika di barak pengungsian, ia mengaku meski kekurangan masih bisa dapatkan air bersih untuk minum, masak ataupun mandi. Namun, masalah baru timbul saat warga kembali ke kampungnya. Warga kehilangan akses terhadap sarana dan prasarana untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Karena semuanya telah rusak tersapu wedhus gembel dan lahar dingin, termasuk mata air yang selama ini digunakan untuk kebutuhan air bersih sehari-hari hilang tertutup material erupsi Merapi.
Padahal air bersih termasuk salah satu kebutuhan pokok yang harus tersedia segera, sementara biaya untuk memperbaiki tidak sedikit. Selain itu, warga pun harus mengeluarkan biaya memperbaiki rumah ataupun sarana kehidupan pribadi mereka.
“Maka bantuan wakaf dari saudara-saudara mereka yang memiliki kelebihan harta sangat berarti dan akan memberi manfaat besar baik untuk penerima maupun wakif,” ujar Heru Binawan, CEO & Founder BWA, saat mempresentasikan program Water Action for People untuk mengatasi krisis air bersih warga lereng Merapi di hadapan komunitas “Pengusaha Rindu Syariah” di Jakarta.
BWA bahu membahu dengan warga, telah menemu-kan mata air baru dekat aliran sungai Kali Putih. Selanjut-nya bergotong royong membangun instalasi air bersih mulai dari mata air hingga ke bak pembagi RT dan dari bak ini penduduk menyalurkan ke rumah masing-masing.
“Pengerjaannya sejak 1 Januari 2011, sekarang (8/1/2011) pipanisasi ke bak induk sudah selesai, dan air sudah mengalir ke bak induk, kita perkirakan pekerjaan dalam 14 hari ke depan sudah selesai sampai bak pembagi RT,” ujar Mitra Lapang BWA, Abu Hasan.
Warga dusun Pule pun senang, mereka bisa memulai lembaran baru dengan mata air baru. “BWA cekatan, tidak banyak bicara, langsung realisasi,” ujar Suroto, Kepala Dusun Pule, Desa Tegal Randu yang mengaku sudah mengajukan permohonan bantuan ke berbagai instansi tapi baru diberi janji padahal kebutuhan akan air mendesak, tidak bisa ditunda lagi.[]