“Ingkang mendet toyo teng mriki mboten namung tiang Islam mawon (yang ambil air di sini bukan hanya orang Islam saja),” ujar Bapak Sungkono, Ketua DKM Masjid Al Islam desa Gemampir, Klaten, sekaligus nadzir wakaf untuk bak penampungan air “Sad Qusaybah”. Bak penampungan air raksasa dengan kapasitas 84.000 liter ini dibangun dari dana wakaf kaum muslimin. Pembangunannya dimulai pada akhir tahun 2010 dan diresmikan pada tanggal 27 Januari 2011 oleh Prayudha Moeljo mewakili Danamon Syariah sebagai donatur utama pembangunan “Sad Qusaybah”.
Bulan September-Oktober merupakan puncak kemarau tahun ini di lereng Gunung Merapi, termasuk di Desa Gemampir, Kecamatan Karangnongko, Klaten, Jawa Tengah. Kekeringan pun melanda. Semua sumur warga sudah tidak mengeluarkan air, sekali pun kedalamannya mencapai lebih dari 50 meter.
Biasanya saat kemarau warga membeli air bersih dari mobil tangki yang memasok air ke desa. Bagi warga yang mampu secara ekonomi dan memiliki bak penampungan di rumahnya, harga Rp 50.000 untuk satu tangki kapasitas 5.000 liter tidak menjadi masalah. Namun, bagaimana dengan warga yang tidak mampu dan tidak memiliki bak penampungan sendiri?
Di sinilah Sad Qusaybah berfungsi menjaga agar air bersih tetap tersedia, khususnya bagi warga yang kurang mampu. Dikoordinir oleh pengurus masjid Al Islam, warga patungan mengisi “Sad Qusaybah”, kemudian warga yang mengambil air dipungut biaya Rp 1.000 setiap dua jerigen atau sekitar 60 liter untuk kebutuhan dua hari saja. Volume ini jauh dari cukup mengingat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan standar kebutuhan air bersih per orang adalah 100 liter per hari.
Maka, betapa girangnya warga ketika mendengar kabar bahwa selama 2-3 bulan ke depan akan mendapatkan bantuan air bersih dari kaum Muslim yang dananya dihimpun melalui Badan Wakaf Al-Qur’an (BWA). Alhamdulillah, bantuan pertama telah direalisasikan pada Kamis 22 September lalu.
Sebanyak 75.000 liter dari 15 truk tangki dicurahkan ke bak raksasa yang terletak di halaman Masjid Al Islam, Gemampir, dimulai dari pukul 13.00 WIB hingga pukul 09.00 WIB keesokan harinya. Sehingga airnya pun bisa langsung dipakai wudhu shalat Jum’at bagi jamaah Masjid Al Islam.
Bantuan ini merupakan realisasi dari Program Water Action for People. “Air sebanyak ini dapat dimanfaatkan antara 14 sampai 21 hari untuk kebutuhan jama’ah masjid dan juga warga sekitar yang membutuhkan air bersih,” ujar Ust Husain, partner lapangan BWA untuk daerah Klaten, Jawa Tengah.
Ingin berdonasi untuk membantu daerah yang kekurangan air bersih? Klik www.wakafquran.org