Handini Pradhitasari, Tenaga Ahli Perencana di Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
Hati Handini Pradhitasari tergerak untuk menyalurkan ibadah hartanya melalui Badan Wakaf Al-Qur’an (BWA) begitu membaca situs www.wakafquran.org. “(Karena, red) konsep bersedekah melalui keranjang donasi dan program-program yang ditawarkan sangat menarik dan menggerakkan hati,” ungkap wanita yang menjadi Tenaga Ahli Perencana di Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional sejak 2016 hingga sekarang tersebut.
Hati sarjana (2011) dan master (2014) planologi Institut Teknologi Bandung sangat tersentuh terutama saat membaca program untuk membantu biaya pendidikan adik-adik yang berasal dari keluarga yang kurang mampu, namun telah berusaha keras mencukupi kebutuhannya dan keluarganya dengan bekerja.
“Program ini sangat menarik, karena menurut saya, calon penerimanya jelas, ada kisah dan latar belakang calon penerima sehingga menggugah kesadaran untuk menolongnya,” beber warga Jalan Jatiluhur Raya Blok DU 12 No 12 Jakasampurna, Bekasi Barat, Bekasi, Jawa Barat.
Melalui program tersebut perempuan kelahiran Jakarta, 1 Agustus 1988, juga coba memposisikan diri menjadi orang lain, membayangkan apa yang sedang dirasakannya, apa yang dibutuhkan sehingga menggerakkan hati untuk menolong dan meringankan beban saudara-saudara yang membutuhkan.
Karena alasan itu pula, Asisten Dosen ITB (2011-2015) mengaku pertamakali menyalurkan ibadah hartanya melalui BWA ya untuk program tersebut.
“Pertama kali berwakaf melalui BWA sepertinya saya tujukan untuk saudara-saudara yang sedang membutuhkan melalui program Zakat Peer to Peer, seperti bantuan untuk meneruskan sekolah, membantu operasi suatu penyakit, atau membantu meringankan musibah misalnya kebakaran dan kecelakaan,” ujarnya merujuk program yang kini sudah dikembangkan menjadi Program Indonesia Belajar (untuk biaya pendidikan) dan Progam Sedekah Kemanusiaan (untuk biaya berobat, kebakaran dan kecelakaan) dan proyek lainnya yang termasuk delapan asnaf yang berhak menerima zakat tetap masuk dalam Program Zakat Peer to Peer.
Dosen Pengganti Institut Teknologi dan Sains Bandung (2015) mengaku mengenal BWA melalui browsing internet, atau link ke situs wakaf BWA. “Jadi bisa tahu karena saya sedang mencari informasi tentang wakaf dan sedekah, lalu muncul di mesin pencari tentang lembaga wakaf ini,” pungkasnya mengenang tahun pertama kali berwakaf yang kira-kira tahun 2013 atau 2014.[]