Kemuliaan Ini Akan Kamu Dapatkan Jika Rajin Mentadabburi Al-Qur’an!
Al-Quran merupakan petunjuk dan pedoman yang Allah berikan kepada umat-Nya. Untuk itu, Allah tidak hanya memerintahkan untuk membaca Al-Quran, tetapi juga mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Perintah mengenai tadabbur Al-Quran telah Allah gaungkan sebab Al-Quran merupakan pintu hidayah terbesar. Hal ini sebagaimana termaktub di Surat Al-Isra:
إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ يَهْدِيْ لِلَّتِيْ هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِيْنَ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيْراً
Sesungguhnya Al-Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal shalih bahwa bagi mereka ada pahala yang besar (QS Al-Isra: 9).
Jika telah diperintahkan oleh Allah, maka tak perlu tunggu waktu lagi untuk mulai menunaikan tadabbur Al-Quran sebab mentadabburinya mengandung beberapa keutamaan. Keutamaan tersebut meliputi:
1. Menuntun Kepada Kebaikan
Sebagai kumpulan kalam Ilahi, rasanya tidak mungkin Al-Quran tidak mengandung segudang dan sejumlah kebaikan. Allah berfirman:
قَدْ كَانَتْ آيَاتِيْ تُتْلىَ عَلَيْكُمْ فَكُنْتُمْ عَلىَ أَعْقَابِكُمْ تَنْكِصُوْنَ.مُسْتَكْبِرِيْنَ بِهِ سَامِرًا تَهْجُرُوْنَ.أَفَلَمْ يَدَّبَّرُوْااْلقَوْلَ أَمْ جَاءَهُمْ مَالَمْ يَأْتِ آبَاءَهُالْأَوَّلِيْنَ
Sesungguhnya ayat-ayat-Ku (Al-Quran) selalu dibacakan kepada kamu sekalian, maka kamu selalu berpaling ke belakang. Dengan menyombongkan diri terhadap Al-Quran dan mengucapkan perkataan-perkataan keji terhadapnya di waktu kamu bercakap-cakap di malam hari. Maka apakah mereka tidak memperhatikan perkataan (Kami), atau apakah telah datang kepada mereka apa yang tidak pernah datang kepada nenek moyang mereka dahulu (QS Al-Mu’minun: 66-68).
Dengan tekun mempelajari dan melaksanakan tadabbur Al-Quran, maka Insya Allah kita terhindar dari kemaksiatan dan kekufuran karena Al-Quran akan selalu menuntun kepada kebaikan.
2. Terhindar Dari Sifat Orang-Orang Kafir
Salah satu sifat orang kafir adalah mengingkari keberadaan Allah dan kebenaran Al-Quran. Dengan berusaha senantiasa melaksanakan tadabbur Al-Quran, ini artinya berupaya sekuat tenaga meniru maupun menyerupai orang-orang kafir. Anjuran Allah menunaikan tadabbur Al-Quran tersebut tertera sebagai berikut:
أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِيْنَ آمَنُوْا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوْبُهُمْ لِذِكْرِ اللهِ وَ مَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلَا يَكُوْنُوْا كَالَّذِيْنَ أُوْتُوْا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوْبُهُمْ وَكَثِيْرٌ مِنْهُمْ فَاسِقُوْنَ
Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah subhanahu wata’ala dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang fasik (QS Al-Hadid :16).
3. Memperoleh Kebenaran
Kebenaran paling hakiki dan mutlak telah Allah cantumkan di Al-Quran. Dengan kesungguhan hati menunaikan tadabbur Al-Quran, kita dapat mendalami kebenaran-kebenaran di setiap ayat. Hal tersebut tertera melalui firman Allah di Surat Shad:
كِتَٰبٌ أَنزَلْنَٰهُ إِلَيْكَ مُبَٰرَكٌۭ لِّيَدَّبَّرُوٓا۟ ءَايَٰتِهِۦ وَلِيَتَذَكَّرَ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَٰبِ
Kitab (Al-Quran) yang kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka mentadaburi (merenungi) ayat-ayatnya dan agar orang yang berakal sehat mengambil pelajaran (QS Shad: 2).
Adapun tadabbur Al-Quran juga bertujuan agar hati selalu terbuka menerima kebenaran-kebenaran di setiap firman-firman-Nya. Sebaliknya jika tak mau meluangkan waktu untuk tadabbur Al-Quran, maka hatinya niscaya tertutup dan terkunci akan kebenaran-kebenaran tersebut–sebagaimana tercantum di Surat Muhammad.
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ ٱلْقُرْءَانَ أَمْ عَلَىٰ قُلُوبٍ أَقْفَالُهَآ
…tidaklah mereka menghayati Al-Quran atau hati mereka sudah terkunci? (QS Muhammad: 24).
4. Menambah Derajat Keimanan
Keimanan layaknya ombak di lautan. Terkadang tinggi, terkadang landai dan cenderung surut. Tadabbur Al-Quran dipercaya mampu meningkatkan keimanan seseorang. Dalam Surat Al-Anfal, Allah berfirman:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ إِذَا ذُكِرَ اللهُ وَجِلَتْ قُلُوْبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيْمَانًا وَعَلىَ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلْوْنَ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila nama Allah disebut gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal (QS Al-Anfal: 2).
Adapun Allah menegaskan agar umat-Nya jangan pernah sampai berpaling pada Al-Quran karena dosa yang dipikul amatlah perih dan pedih. Perintah ini tertulis jelas di Surat At-Thaha:
وَقَدْ آتَيْنَاكَ مِنْ لَدُنَّا ذِكْرًا.مَنْ أَعْرَضَ عَنْهُ فَإِنَّهُ يَحْمِلُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وِزْرًا.خَالِدِيْنَ فِيْهِ وَسَاءَ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حِملاً
Dan sesungguhnya telah kami berikan kepadamu dari sisi kami suatu peringatan (Al-Quran). Barang siapa berpaling dari Al-Quran maka sesungguhnya ia akan memikul dosa di hari kiamat. Mereka kekal dalam keadaan itu. Dan amat buruklah dosa itu sebagai beban bagi mereka di hari kiamat (QS At-Thaha: 100-101).
10 Kunci Tadabbur Al-Quran
Setelah mengetahui keutamaan Al-Quran, kemudian terlintas di pikiran. Bagaimana cara menunaikan tadabbur Al-Quran? Berikut ini sepuluh cara untuk tadabbur Al-Quran secara maksimal dan optimal berdasarkan buku Mafaatih Tadabbur Al-Quran oleh DR. Khalid ibn Abdil Karim al-Laahim.
1. Mencintai Al-Quran
Ingatkah Sahabat Wakaf jika tengah jatuh cinta? Saat bersama, maka hanya ada perasaan bahagia membuncah. Usaha selalu dikerahkan setinggi mungkin agar terus bersama. Begitu pun juga dengan kiat tadabbur Al-Quran yang pertama, yaitu menumbuhkan rasa cinta kita terhadap Al-Quran.
Ciri-ciri orang mencintai Al-Quran di antaranya: gembira jika berjumpa Al-Quran, selalu rindu bertemu dengan Al-Quran, selalu mencurahkan kemampuan terbaiknya untuk membaca Al-Quran meskipun dilanda kesibukan selalu menjadikan Al-Quran petunjuk hidupnya, kemudian menaati peraturan dan menjauhi larangan-Nya. Jadi sudahkah kita mencintai Al-Quran sepenuh hati sehingga mampu menunaikan tadabbur Al-Quran secara optimal?
2. Meluruskan Niat Membaca Al-Quran
Setelah menumbuhkan rasa cinta terhadap Al-Quran, wajib hukumnya untuk meluruskan niat membaca Al-Quran. Jangan sampai niat membaca Al-Quran didasari riya atau pamer. Insya Allah dengan meluruskan niat membaca Al-Quran, tadabbur Al-Quran menjadi maksimal dan optimal.
Adapun tujuan mulia membaca Al-Quran adalah sebagai berikut:
• Semata-mata mengharap pahala dan ridha Allah SWT.
• Bermunajat dengan Allah SWT.
• Berobat—terutama hati.
• Memperoleh ilmu.
• Mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
3. Tunaikan Sholat Malam Bersama Al-Quran
Banyak dalil yang menunjukkan pentingnya sholat malam atau Sholat Tahajud. Di antaranya Surat Al-Isra:
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا
Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji (QS Al-Isra: 79).
Waktu sepertiga malam menjelang fajar benar-benar waktu tepat untuk memahami dan merenungkan ayat Al-Quran. Selain karena suasana malam tenang dan sunyi dan memungkinkan untuk menunaikan tadabbur Al-Quran, pintu-pintu langit akan dibuka. Saat-saat pintu langit dibuka tersebut adalah saat terbaik untuk memanjatkan doa dan permohonan.
Allah telah menyebut keutamaan membaca Al-Quran di malam hari melalui Surat Muzzamil:
إِنَّ نَاشِئَةَ اللَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْئًا وَأَقْوَمُ قِيلًا
Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyu’) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan (QS Muzzamil: 6).
4. Berusaha Mengkhatamkan Al-Quran
Amalan ini paling banyak diamalkan oleh para sahabat-sahabat Rasulullah SAW. Sebab dengan berusaha mengkahatamkan Al-Quran, usaha mereka bertadabbur, dan mengamalkan ajaran Al-Quran menjadi lebih maksimal dan optimal. Tentukan target sesuai dengan kemampuan kita, misalnya dalam tiga bulan bisa khatam Al-Quran dua kali. Niscaya tadabbur Al-Quran bisa menjadi lebih mudah.
5. Tadabbur Melalui Hafalan
Salah satu keuntungan menjadi penghafal Al-Quran adalah para hafiz dapat dengan mudah merenungi dan menghayati Al-Quran. Dengan berusaha menghafal, hal ini menandai bahwa Al-Quran sudah mendarah daging dalam ingatan dan kehidupan sehari-hari. Mengerjakan tadabbur Al-Quran kapan dan di mana saja menjadi lebih mudah sebab hafalannya sudah berada di luar kepala.
6. Mengulang Ayat
Mengulang-ulang ayat tidak hanya membuat kita semakin mengingatnya, melainkan juga menambah pemahaman dan penjiwaan kita terhadap Al-Quran. Cara ini pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW. Hal ini berdasarkan hadis riwayat Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu. Setiap Rasulullah melaksanakan sholat malam hingga Subuh, beliau selalu mengulang Al-Maidah Ayat 118:
إِنْ تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ ۖ وَإِنْ تَغْفِرْ لَهُمْ فَإِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
7. Mengaitkan Makna Ayat Al-Quran Dengan Realita Kehidupan
Kehidupan kita tak pernah luput dari segala musibah dan ujian yang membuat kehidupan semakin sulit dijalani. Dengan kerap mengaitkan makna dalam ayat Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari, Al-Quran selalu ada dalam sanubari dan jiwa kita. Misalnya, jika kita ragu berbagi kepada sesama, kita senantiasa mengingat janji Allah mengenai keutamaan sekaligus pahala bersedekah dan berbagi.
Dalam Surat Al-Baqarah, Allah berfirman:
وَأَنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ ۛ وَأَحْسِنُوا ۛ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang berbuat baik (QS Al-Baqarah: 95).
8. Membaca Al-Quran Secara Tartil
Artinya membaca Al-Quran tanpa tergesa-gesa sehingga kita mampu memahami maknanya. Al-Quran telah telah memerintahkan kita dalam firman-Nya di Surat Al-Muzammil:
أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا
Atau lebih dari seperdua itu dan bacalah Al-Quran itu dengan perlahan-lahan (QS Al Muzammil: 4).
Seorang ahli ilmu tafsir, Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan maksud dari ayat ini. Artinya adalah baca Al-Quran secara pelan-pelan dan tidak terburu-buru karena hal tersebut dapat membantu proses tadabbur Al-Quran.
9. Mengeraskan Bacaan Al-Quran
Tak hanya memerintahkan membaca, Rasulullah SAW juga memerintahkan agar kita memperbagus lantunan dan mengeraskan bacaan Al-Quran. Hadis riwayat Abu Hurairah menyatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
Bukanlah termasuk dari golongan kami orang yang tidak melantunkan Al-Quran dengan mengeraskan bacaannya.
Mengenai hukum membaca Al-Quran dengan suara keras secara lengkap dan menyeluruh, Sahabat Wakaf bisa membaca link di bawah ini:
Semoga dengan tips-tips di atas, dapat membantu kita untuk memulai tadabbur Al-Quran, memahami, sekaligus mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Catatan: Dari berbagai sumber dan telah disunting sesuai keperluan.