Kapal Dakwah Nelayan Nusa Tenggara Timur, akhir April 2012 memulai perjalanan dari Flores menuju galangan di Bojonegara, Serang, Banten untuk proses instalasi ruang pendingin (cold storage).
Sempat beberapa kali tertunda rencana pelayaran tersebut karena kesulitan memperoleh bahan bakar Solar. Akhir Maret sampai dengan awal April lalu, bahan bakar Solar sulit diperoleh di daerah Sagu, Adonara, NTT tempat kapal bersandar. Kita masih ingat ketika itu pemerintah merencanakan kenaikan harga BBM, aparat di daerah mengawasi dan membatasi pembelian bahan bakar karena dikhawatirkan untuk ditimbun dan spekulasi.
Selepas batalnya rencana kenaikan BBM, Solar masih sangat sukar diperoleh di NTT. Tampaknya pemerintah diam-diam melaksanakan kebijakan pembatasan BBM di daerah-daerah. Akhirnya dengan BBM seadanya kapal berangkat ke daerah Flores, berharap disana Solar lebih mudah didapat.
Namun kesulitan yang sama dihadapi di Flores, bahkan awak kapal sempat menginap di kapal selama 10 hari karena tidak mendapatkan bahan bakar. Dari pelabuhan di daerah Reo, Manggarai, Flores Bagian Barat, kapal bergerak ke daerah Labuhan Badas, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, rute perjalanan menjadi pendek-pendek sambil berharap di Sumbawa dapat memperoleh Solar dalam jumlah cukup.
Tanggal 28 April 2012, kapal berangkat dari Sumbawa dengan bekal Solar yang diperoleh perjalanan bisa mencapai Jawa Timur. Pada tanggal 1 Mei, kapal singgah di daerah Paciran, Lamongan, Jawa Timur selain untuk mengisi Solar, juga ada kerusakan di mesin kapal.
“Karena ada kendala di mesin, perjalanan berhenti dulu di Lamongan, Jawa Timur, untuk perbaikan,” ujar Ustadz Arifuddin Anwar, mitra lapang Badan Wakaf Al-Qur’an di NTT.
Sampai tulisan ini disusun, kapal masih dalam proses perbaikan. Setelah mesinnya normal kembali, perjalanan menuju galangan di Bojonegara, Banten itu kembali diteruskan, mohon doanya.
Pemasangan instalasi ruang pendingin kapasitas 20 ton, air blast serta cor boks fiber, diperkirakan akan memakan waktu sekitar 2 bulan. Setelah selesai proses pembangunan pendingin ikan maka kapal kembali berlayar menuju NTT untuk dioperasikan menampung ikan dari para nelayan Kabupaten Flores Timur dan beberapa kabupaten yang berdekatan.
Wakaf Kapal Dakwah ini memang disiapkan untuk membantu para nelayan Muslim di NTT agar dapat meningkatkan taraf kehidupan ekonomi sosial mereka, mendukung aktivitas syiar Islam dan pendidikan.
Nelayan binaan yang akan menjadi pemetik manfaat wakaf Kapal Dakwah, saat ini sudah mulai dikoordinir dalam bentuk kelompok-kelompok. “Sudah terbentuk 32 kelompok dengan masing anggotanya berkisar 8-10 orang,” ujar Arifuddin yang juga sebagai pimpinan Pondok Pesantren Ikhwanul Mukminin, Adonara, Flores Timur.[]