Setiap manusia pasti melakukan dosa dan kesalahan; baik disengaja maupun tidak. Namun anehnya, seringkali banyak yang tidak merasa bersalah dan cenderung melupakannya, yang lebih parah lagi banyak yang meremehkan dosa. Padahal setiap kesalahan dan dosa adalah penyakit yang merusak kehidupan kita. Untuk itu ia harus diobati. Dan obatnya adalah ISTIGHFAR. Rasulullah sallallahu `alaihi wasallam bersabda: “Demi Allah Aku beristighfar dan bertaubat kepada-NYA seratus kali dalam sehari” (HR. Bukhari).
Orang-orang sholeh menjadikan Istighfar sebagai kebutuhan sehari-hari. Sehingga Allah SWT memuji mereka dalam firman-Nya: “(yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur.(QS. Ali-`Imron 17).
Istiqhfar berasal dari kata dasar غفر yang artinya menutup. Dalam pengertian bahasa Istighfar adalah memohon ampun atas segala dosa yang dilakukan oleh seorang hamba dengan niat tidak akan mengulangi perbuatan tersebut. Hal ini dapat dilakukan baik dengan perkataan maupun perbuatan.
Sungguh dahsyat sebuah istighfar. Ia mampu mendatangkan banyak keutamaan dan manfaat, di antaranya:
- Diampuni dosanya
Istighfar merupakan salah satu bentuk ibadah yang sangat dianjurkan Allah Swt, karena dengannya Allah menghapus dosa dan kesalahan hambaNya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
“…dan mohonlah ampunan kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” [Al Muzammil: 20].
Sebab, setiap dosa meninggalkan noda hitam pada hati dan noda hitam itu bisa lenyap dengan istighfar.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
“Dan orang-orang yang, apabila berbuat keji atau menganiaya diri sendiri, mengingat Allah lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka. Siapa lagi yang dapat mengampuni dosa, kecuali Allah? Mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” [Ali ‘Imran: 135]
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman,
“Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, (tetapi) kemudian memohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [An-Nisa`: 110]
Rasulullah bersabda, “Allah telah berkata,’Wahai hamba-hamba-Ku, setiap kalian pasti berdosa kecuali yang Aku jaga. Maka beristighfarlah kalian kepada-Ku, niscaya kalian Aku ampuni. Dan barangsiapa yang meyakini bahwa Aku punya kemampuan untuk mengampuni dosa-dosanya, maka Aku akan mengampuninya dan Aku tidak peduli (beberapa banyak dosanya).” (HR.Ibnu Majah, Tirmidzi). Tiada manusia yang bebas dari dosa. Kecuali Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang ma’shum, senantiasa dipelihara Allah dari dosa dan kesalahan.
Imam Qatadah juga pernah berujar, “Al-Qur’an telah menunjukkan penyakit dan obat kalian. Adapun penyakit kalian adalah dosa, dan obat kalian adalah istighfar.” (Kitab Ihya’Ulumiddin: 1/410).
- Meluaskan Rezeki Seorang Hamba
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman menjelaskan seruan Nabi Nuh ‘alaihis salam kepada kaumnya,
“Maka saya berkata (kepada mereka), ‘Mohonlah ampunan kepada Rabb kalian (karena) sesungguhnya Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit atas kalian. Dan Dia akan melipatkangandakan harta dan anak-anak kalian, mengadakan kebun-kebun atas kalian, serta mengadakan sungai-sungai untuk kalian.” [Nuh: 10-12]
Ayat di atas menunujukkan bahwa istighfar adalah sebab turunnya rezeki dari langit, dilapangkannya harta dan keturunan, serta dibukakannya berbagai kebaikan untuk hamba sehingga, terhadap masalah apapun yang dihadapi oleh seorang hamba, jalan keluar akan dihamparkan untuknya.
Al-Hafizh Ibnu Hajar menyebut sebuah atsar dari Al-Hasan Al-Bashry bahwa ada empat orang yang datang secara terpisah kepada beliau. Mereka mengeluh akan masa paceklik, kefakiran, kekeringan kebun, dan tidak mempunyai anak. Namun, terhadap semua keluhan tersebut, beliau hanya menjawab, “Beristighfarlah kepada Allah,” lalu membacakan ayat di atas.
“Nuh menghubungkan istighfar dengan rezeki-rezeki ini,” kata Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zilalil Qur’an. “Pada beberapa tempat dalam Al Qur’an juga disebutkan secara berulang-ulang kaitan kebaikan hati dan istiqamahnya pada petunjuk Allah dengan kemudahan rezeki dan kemakmuran.”
- Menghindarkan Hamba dari siksa Allah Dan Musibah
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
“Dan Allah tidak akan menyiksa mereka sedang mereka dalam keadaan beristighfar.” [Al-Anfal: 33]
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman pula menjelaskan sebab terselamatkannya Nabi Yunus ‘alaihis salam,
“Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk sebagai orang-orang yang banyak bertasbih, niscaya ia akan tetap tinggal di dalam perut ikan itu sampai hari kebangkitan.” [Ash-Shaffat: 143-144]
Pada ayat lain, Allah Jalla Jalaluhu menjelaskan bentuk tasbih Nabi Yunus ‘alaihis salam yang merupakan salah satu makna istighfar, yaitu dalam firman-Nya,
“Tiada sembahan (yang hak), kecuali Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya saya termasuk ke dalam golongan orang-orang zhalim.” [Al-Anbiya`: 87]
- Istighfar adalah sebab yang mendatangkan Rahmat
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
“Hendaklah kalian memohon ampunan kepada Allah agar kalian dirahmati.” [An-Naml: 46]
Perhatikanlah jaminan Allah tersebut! Allah senantiasa merahmati seseorang yang senantiasa beristighfar.
- Istighfar adalah sebab bertambahnya kekuatan
Orang yang banyak beristighfar, akan ditambah kekuatannya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan ucapan Nabi Hud ‘alaihis salam kepada kaumnya sebagaimana dalam firman-Nya,
“Wahai kaumku, beristighfarlah kepada Rabb kalian lalu bertaubatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atas kalian dan menambahkan kekuatan kepada kekuatan kalian, serta janganlah kalian berpaling dengan berbuat dosa.” [Hud: 52]
- Istighfar adalah sebab mendapatkan kebahagiaan
Pada yaumul hisab, ketika semua orang mendapatkan catatan amalnya, mereka ketakutan saat melihat keburukan demi keburukan yang telah dikerjakannya tercatat rapi dalam buku itu. Namun bagi orang yang banyak beristighfar, ia justru bergembira pada hari itu.
“Barangsiapa yang ingin catatan amalnya menyenangkannya, maka perbanyaklah istighfar.” (HR. Baihaqi)
Dalam riwayat lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sangat beruntunglah orang yang menemukan bahwa pada catatan amalnya terdapat banyak istighfar.” (HR Ibnu Majah)
- Istighfar adalah sebab dibersihkan hati seorang hamba dari noda hitam
Jika seorang hamba melakukan kesalahan, suatu noda hitam akan tertitik pada hati seorang hamba. Jika hamba beristighfar, dihapuslah noda itu dan hatinya kembali bersih. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Jika seseorang melakukan sebuah dosa, dititiklah satu titik hitam pada hatinya. Jika dia bertaubat, berhenti (melakukan dosa), lalu beristighfar, hatinya akan kembali bersih. Jika dia mengulangi dosanya, ditambahkanlah titik hitam sampai menutupi hatinya, dan jika hatinya sudah tertutup, itulah ar-rain ‘penutup hati’ yang Allah ‘Azza wa Jalla sebutkan dalam Al-Qur`an, ‘Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya sesuatu yang selalu mereka usahakan itu menjadi ar-rain terhadap hati-hati mereka.’ [Al-Muthaffifin: 14].” (HR Ahmad, AT Tirmidzy dan Ibnu Majah)
- Istighfar sebab dikabulkannya doa
Keutamaan istighfar berikutnya adalah, orang yang banyak beristighfar akan dikabulkan doanya. Bukankah yang menghalangi terkabulnya doa adalah dosa dan kemaksiatan? Sementara dosa-dosa itu terhapus dengan istighfar.
Banyak kisah para ulama mengenai terkabulnya doa orang yang banyak beristighfar ini. Bahkan kadang cara pengabulannya unik dan tak disangka-sangka. Seperti kisah seorang laki-laki yang banyak beristighfar, semua doanya dikabulkan kecuali satu yakni bertemu Imam Ahmad.
Imam Ahmad yang mendengar langsung dari orang di depannya itu terperanjat. “Berarti aku kemalaman di desa ini, lalu diusir dari masjid dan menumpang di rumahmu merupakan cara Allah mengabulkan doamu. Akulah Ahmad bin Hanbal,” kata beliau kepada laki-laki tadi.
Dari beberapa kutipan AL Qur’an dan hadits di atas, nampak jelas bahwa Istighfar memiliki banyak sekali manfaat. Namun Istiqhfar bukanlah mantera yang sekali ucap lalu dapat melenyapkan segala permasalahan. Istiqhfar harus dilafadzkan dalam keadaan sadar atas segala kesalahan kita dan dilakukan secara istiqomah.
Maka, marilah kita perbanyak istighfar (mohon ampun kepada Allah) dalam kehidupan kita, kita jadikan istighfar sebagai amalan rutin setiap hari sehingga Allah subhanahu wata`ala melepaskan kita semua dari jerat-jerat dosa dan belenggu-belenggu mushibah. Dengan Istighfar kita bisa menyongsong masa depan yang lebih cerah dengan penuh keridloaan Allah.
Wallahu a’lam
Semoga bermanfaat
(Disarikan dari berbagai sumber)