Baik di dalam maupun di luar jam sekolah, dengan istiqamah Faqihah An Nazhifa (11 tahun) terus menghafalkan Al-Qur’an. Sehingga meskipun banyak pelajaran dan PR yang harus dikerjakan, setiap hari hafalan Qur’annya terus bertambah, meskipun hanya satu atau beberapa ayat.
Ketika masuk sekolah, belum hafal satu juz pun. Sekarang gadis kecil yang duduk di kelas 5 SD Mahad Bustanul Quran Yayasan As Suryaniyah, Bekasi tersebut sudah hafal 8 juz Al-Qur’an. “Namun yang sudah lulus dapat ijazah baru 5 juz dengan nilai mumtaz,” ujarnya.
Di samping itu, Faqihah juga sering didaulat untuk mewakili sekolah tingkat SD untuk mengikuti perlombaan khitobah. Dan juara lomba paduan suara tingkat SD se-Kecamatan Mustika Jaya pada 2016.
Karena suka memasak, Faqihah bercita-cita menjadi chef sekaligus penghafal Al-Qur’an dan ingin mempunyai restoran sendiri. Kalau libur suka membuat cireng, papeda, nasi goreng, cilok, bikin sayur sop, sambel, dll.
Namun, sejak ayahanda Kholid Sajidin (38 tahun) tidak lagi bekerja di sebuah sekolah yang bertaraf internasional empat tahun lalu, kehidupan ekonomi menjadi kritis. Kerja serabutan mulai dari jualan sendal hingga jadi guru honorer yang berpenghasilan Rp 400 ribu perbulan dilakukan oleh warga Jalan Biola Raya No 177, Mekar Jaya, Sukma Jaya, Depok II. Alhamdulillah, ada saja wasilah rizki yang tak disangka-sangka datang dari berbagai pihak untuk membantu tiap kali sekolah Faqihah nyaris kandas.
Sekarang, Faqihah pun menghadapi masalah yang sama terkait biaya sekolahnya yang tinggal setahun lagi di mahad tersebut. Untuk mengurangi beban keluarganya, melalui program Indonesia Belajar (IB), Badan Wakaf Al-Qur’an (BWA) mengajak kaum Muslimin untuk berdonasi, sehingga Faqihah dapat melanjutkan sekolah untuk mengejar cita-citanya dan kita semua mendapat pahala dari Allah SWT karena telah membantu sesama. Aamiin.[]