Konsentrasi santri terbagi antara mendengarkan taklim yang disampaikan kyai dengan rasa gatal di sekujur tubuhnya. Sambil malu-malu, santri yang tidak mau disebutkan namanya ini menyatakan sudah seminggu tidak ada air untuk mandi. Bukan hanya dirinya, ternyata ada sekitar seratus santri Pondok Pesantren An Nur yang mengalami nasib serupa.
Pondok Pesantren asuhan KH Muhammad Haniev tersebut berlokasi di Desa Mantajun, Kecamatan Dasuk, Kabupaten Sumenep, Madura, Propinsi Jawa Timur. Mereka sulit mendapatkan air resapan lantaran kondisi tanah di ujung sebelah timur Madura ini mengandung batu kapur.
Tetapi insya Allah beban mereka akan segera terkurangi, setidaknya bagi ponpes dan warga sekitarnya. Lantaran sumur bor kedalaman 100 m yang akan di beri nama sumur Badar 1 berlokasi di ponpes itu, sudah mengeluarkan air bersih.
“Alhamdulillah sudah tiga hari ini sumur sudah dicoba, sudah dites, insya Allah airnya bagus!” ujar pak Mukmin kontraktor pengeboran sumur, Kamis (4/11) siang di Ponpes An Nur kepada reporter BWA.
Ia menjelaskan bahwa sumur bor dari wakif peserta program wakaf khusus Water Actions for People ini menggunakan pompa air submersible dan sanggup menghasilkan air bersih layak diminum. Saat ini tinggal di lengkapi genset dan instalasi pipa untuk mengalirkan air ke tandon.
Dengan adanya sumur bor ini, bukan hanya santri dan pengurus Ponpes saja yang senang tetapi warga sekitar pun demikian. “Sumur bor ini adalah kemudahan yang diberikan oleh Allah SWT, kita semua masyarakat sangat beryukur dan sangat mendukung,” ungkap kyai Haniev.
Abu Aliy, manager program BWA, membenarkan pernyataan kyai Haniev tersebut. Ia menargetkan, akhir November ini genset lengkap dengan power house (rumah genset) sudah terpasang. Insya Allah.[]